JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas (ratas) tentang perlakuan terhadap narapidana pada Jumat (13 Desember 2024) sore. Rapat tersebut dihadiri sejumlah menteri Merah Putih, antara lain Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusuru Isa Mahendra, Menteri Kehakiman Andi Agutas Supratman, dan Menteri HAM Natalius Pigai.
“Setelah itu akan dilakukan rapat terkait perlakuan terhadap narapidana,” kata Supratman, Jumat (13/12/2024) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Pak Splatman menjelaskan, hal lain yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut adalah mekanisme pemindahan tahanan. Selain itu, Presiden Prabowo juga membahas soal pemberian amnesti.
“Salah satunya ya salah satunya adalah mekanisme transfernya,” kata Spratman.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusuru Isa Mahendra mengungkapkan, turut hadir dalam pertemuan tersebut Komjen Pol Ristoyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung ST Burhanuddin.
“Kita punya Kapolri, mungkin Jaksa Agung yang menangani masalah hukum dan keimigrasian,” kata Yusrulil.
Wapres Gibran membuka Konferensi Koordinasi Nasional Tanggap Bencana Bazunas Tahun 2024
Wakil Presiden Gibran Rakabumin Raka (Waples) pada Jumat (13 Desember 2024) di Lapangan Pancasila Simpang Lima Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, pada acara Rapat Koordinasi Bazunas Tanggap Bencana (BTB) dan Bazunas Rumah Sehat (RSB). pertemuan (La Cornas) diadakan. ) telah dibuka. .
“Dengan mengucapkan Bismillah Hiromani Rohim, saya nyatakan terselenggaranya Konferensi Koordinasi Nasional Baznath Tanggap Bencana dan Perumahan Sehat Baznath pada tahun 2024,” kata Wapres Gibran di awal acara.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres Gibran menyampaikan terima kasih atas peran aktif dan kontribusi Baznath selama ini, antara lain dalam penanggulangan dan pencegahan bencana, pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq, dan sedekah kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Indonesia merupakan negara yang terletak di Cincin Api Pasifik dan menghadapi risiko bencana tingkat tinggi, antara lain banjir, gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tanah longsor. Selain itu, dampak perubahan iklim semakin ekstrem.”
Ia mengungkapkan, pada tahun 2023 tercatat sekitar 5.400 bencana yang berdampak pada 36.000 unit infrastruktur dan lebih dari 8 juta jiwa. Selain itu, bencana juga mempunyai dampak yang berdampak, seringkali meningkatkan kesulitan masyarakat terkait kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan.
Oleh karena itu kesiapsiagaan bencana sangat penting untuk mengurangi kerugian, kata Wakil Presiden Gibran.
Wapres Gibran juga mengapresiasi peran aktif Baznas, relawan, dan mitra Baznas yang bersatu mendukung pemerintah dalam menangani bencana nasional.
“Baik pada tahap tanggap darurat bencana, pemulihan pascabencana, maupun kegiatan pencegahan bencana seperti desa tanggap bencana dan program kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.