Profil Anwar Ibrahim, PM Malaysia yang Ikut Tanggapi Kasus Hinaan Gus Miftah

Profil Anwar Ibrahim, PM Malaysia yang Ikut Tanggapi Kasus Hinaan Gus Miftah

KUALA LUMPUR – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pun bereaksi terhadap kasus Gus Miftah dengan menyebut pendakwah yang menghina penjual es teh.

Kabar Gus Miftah menghina penjual es teh rupanya sampai ke negara tetangga bahkan Perdana Menteri Malaysia pun angkat bicara. Negara tetangga tersebut membahas masalah ini dalam sebuah acara dengan pejabat Kementerian Keuangan Malaysia.

Dalam ‘Majelis Sipil Menteri Keuangan dan Menteri Keuangan’, Anwar Ibrahim menyebut pendakwah menghina orang yang berjualan teh.

Menurut Anwar, hal ini merupakan contoh pengalaman bahwa terkadang kesombongan tidak hanya terjadi pada orang yang tidak mengetahui agamanya.

Profil Anwar Ibrahim Dilaporkan dari Britannica, Anwar Ibrahim lahir pada 10 Agustus 1974 di Cherok Tok Kon, Penang, Malaysia. Dia adalah politisi Muslim reformis dan moderat dari negara-negara tetangga yang akan mengambil alih jabatan Perdana Menteri pada tahun 2022.

Pemilik nama lengkap Anwar bin Ibrahim ini diketahui pernah belajar di Sec Melio Sungai Bekap, Sec Melio Cherok Tok Kon dan Sec Ren Stowell, Bukit Murtajum.

Pada tahun 1960, Anwar terpilih tinggal di Maktab Melio Kuala Kangsar (MCKK) Lantai 1 dan menjadi ketua departemen kemahasiswaan di sana.

Anwar kemudian melanjutkan studi tingginya di Universitas Malaya, Kuala Lumpur pada tahun 1967. Di sinilah karir politiknya dimulai, di mana ia dikenal sebagai pemimpin mahasiswa Islam.

Pada tahun 1971, ia mendirikan Gerakan Pemuda Muslim Malaysia, di mana ia menjadi presidennya hingga tahun 1982. Di sana, dia banyak terlibat dalam pengorganisasian protes massal, dan bahkan dipenjarakan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri yang kini dicabut.

Selama karirnya, Anwar memimpin berbagai kementerian hingga akhirnya memimpin Kementerian Keuangan Persatuan pada tahun 1991. Dua tahun kemudian, ia diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri hingga tahun 1998.

Namun, selama krisis ekonomi regional tahun 1998, terjadi keretakan antara Anwar dan Perdana Menteri Mahathir. Akibatnya, Anwar diberhentikan dengan tidak hormat dan kemudian didakwa melakukan korupsi dan pemerasan.

Hukuman penjara terhadap Anwar Ibrahim dikritik di Malaysia dan di seluruh dunia, sehingga memicu protes besar-besaran di Malaysia. Pada tanggal 2 September 2004, Perdana Menteri Abdullah Badawi membebaskan Anwar.

Sejak saat itu, nama Anwar absen dari kancah politik Malaysia. Terakhir, pada tahun 2018, Mahathir meminta dukungannya karena ia akan mengikuti pemilu 2018.

Saat itu, Mahathir sempat berjanji akan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Anwar Ibrahim setelah dua tahun berkuasa. Namun janji Mahathir itu tak terkabul hingga Anwar Ibrahim akhirnya menjadi Perdana Menteri setelah diangkat oleh Raja Malaysia.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *