Profil Gabriel Boric, Presiden Cile Pendukung Palestina yang Sering Kutuk Israel

Profil Gabriel Boric, Presiden Cile Pendukung Palestina yang Sering Kutuk Israel

SANTIAGO – Gabriel Boric adalah Presiden Chili ke-37. Dia mulai menjabat pada tahun 2022 sebagai pemimpin negara Amerika Latin.

Dalam kiprahnya, Borik dikenal sebagai pemimpin negara yang aktif mendukung kemerdekaan Palestina.

Tak hanya itu, ia selalu mengecam atau mengecam tindakan Israel yang menindas warga Palestina di Jalur Gaza.

Borik bahkan pernah berkata di hadapan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahwa Israel melanggar hukum internasional.

Melansir Reuters, momen tersebut terjadi saat Borik mengunjungi Washington pada November 2023.

Saat itu, Borik mengaku mengutuk serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu. Namun di sisi lain, ia juga mengatakan bahwa pembalasan Israel terhadap Gaza tidak proporsional dan merupakan pelanggaran hukum internasional.

Profil Gabriel Borik

Gabriel Boric Font lahir pada 11 Februari 1986 di Punta Arenas. Ia merupakan anak pertama dari Maria Soledad Font Aguilera dan Luis Javier Boric Scarpa.

Menurut situs Presiden Chili, Boric menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di British School di Punta Arenas. Di sana ia mengikuti program pertukaran pelajar ke Prancis pada usia 15 tahun.

Setelah lulus sekolah, pada tahun 2004 Boric melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universidad de Chile. Selama masa studinya, Boric terpilih sebagai penasihat Federacion de Estudiantes de la Universidad de Chile (Federasi Mahasiswa Universidad de Chile), mewakili Fakultas Hukum.

Tahun berikutnya ia menjadi kepala Centro de Estuiantes de Derecho (Pusat Mahasiswa Hukum). Saat memasuki tahun terakhirnya, Boric memimpin protes pendidikan di seluruh Chile.

Saat itu, ribuan mahasiswa menduduki kampus dan fakultas serta turun ke jalan menuntut pendidikan gratis berkualitas untuk semua kalangan.

Keberatan agar sebagian siswa diberi kesempatan belajar gratis akhirnya ditepis dengan kompromi.

Pada tahun 2013, Boric memutuskan untuk memulai karirnya sebagai perwakilan publik dengan pencalonannya sebagai anggota Kongres Distrik 28 (Antartika, Cape Horn, Laguna Blanca, Natals, Porvenor, Primavera, Punta Arenas, Rio Verde, San Gregorio, Timaucal, dan Torres del Payne).

Dia kemudian dipilih dengan suara mayoritas pertama di distrik tersebut.

Pada awal masa jabatannya (2014 hingga 2018), Borik dan beberapa rekannya mengajukan RUU untuk mengurangi alokasi parlemen.

Ia adalah anggota Komisi Tetap untuk Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Adat, Kawasan Antartika dan Antartika Chile, serta Jaminan Perburuhan dan Sosial.

Pada tahun 2016, Boric adalah salah satu anggota pendiri Frente Amplio, yang dicalonkan oleh Presiden Beatriz Sánchez.

Meski baru beberapa bulan terbentuknya partai tersebut, mereka berhasil mengukuhkan partai tersebut sebagai kekuatan politik terbesar ketiga di Tanah Air pada pemilu kali ini.

Kemudian Borik juga terpilih kembali untuk masa jabatan kedua. Sebagai anggota Kongres, kali ini ia menjadi anggota Komisi Tetap Konstitusi, Perundang-undangan, Kehakiman dan Pemerintahan, serta Kawasan Antartika dan Antartika Chile.

Pada bulan Oktober 2019, Chile mengalami krisis sosial-politik yang besar. Setelah demonstrasi ketidakpuasan yang meluas selama berminggu-minggu, Boric memutuskan untuk menandatangani “Perjanjian untuk Perdamaian Sosial dan Konstitusi Baru”.

Pada Maret 2021, Boric dicalonkan sebagai calon presiden oleh partai politiknya, Convergencia Social. Ia juga didukung oleh partai Revolucion Democrata.

Setelah dua putaran, Boric terpilih sebagai presiden Chile pada Desember 2021. Ia kemudian dilantik pada 11 Maret 2022 dan tetap demikian hingga saat ini.

Gabriel Boric kerap membela Palestina

Sebagai presiden Chile, Gabriel Boric dikenal aktif membela Palestina dalam konfliknya dengan Israel.

Contohnya bisa kita ambil pada September 2022 ketika ia menolak menerima mandat duta besar Israel yang baru, Gil Artzyeli.

Artzyeli yang sudah berada di Istana Kepresidenan untuk rapat tiba-tiba diberitahu bahwa sertifikat tidak akan diterima hari itu.

Setelah kejadian tersebut, sumber-sumber pemerintah Chili mengatakan kepada situs berita Ex-Ante bahwa Borik memutuskan untuk tidak bertemu dengan duta besar Israel karena ketidaksepakatan mereka mengenai Gaza.

“Karena hari ini (Kamis) adalah hari yang sangat sensitif karena banyaknya kematian generasi muda di Gaza,” kata beberapa sumber pemerintah.

Demikian ulasan mengenai profil Gabriel Boric, presiden Chile yang pro-Palestina dan sering mengkritik Israel.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *