KAZAN – Presiden Rusia Vladimir Putin menampik klaim yang sepenuhnya “tidak masuk akal” dari badan intelijen Inggris (MI5) bahwa Moskow berencana menciptakan kekacauan di Inggris dan Uni Eropa (UE).
Awal bulan ini, Ken McCallum, kepala badan intelijen MI5 Inggris, menuduh Rusia berupaya menciptakan “kekacauan berkelanjutan di jalan-jalan Inggris dan Eropa”.
Seorang jurnalis BBC meminta pemimpin Rusia menanggapi tuduhan tersebut pada konferensi pers usai KTT BRICS ke-16 di Kazan, Kamis (24/10/2024).
“Itu benar-benar tidak masuk akal,” kata Putin. “Apa yang terjadi di jalanan beberapa kota di Eropa adalah akibat dari kebijakan internal negara-negara tersebut.”
“Perekonomian Eropa berada di ambang resesi, dan perekonomian utama zona euro sebenarnya berada dalam resesi,” tegas presiden Rusia, menekankan bahwa semua ini bukan kesalahan Moskow.
“Hal ini mempunyai reaksi yang sama, karena standar hidup masyarakat menurun,” kata Putin.
Putin mengklaim bahwa masalahnya berasal dari keputusan Barat yang menolak sumber energi Rusia.
“Negara-negara Barat, negara-negara Eropa, telah meninggalkan sumber daya energi kami,” katanya, sambil menekankan bahwa jaringan pipa Nord Stream 2 masih utuh dan keputusan Jerman untuk tidak menggunakan sumber daya tersebut bersifat “politis.”
Dia menambahkan: “Amerika Serikat menciptakan kondisi bagi seluruh sektor perekonomian Jerman untuk pindah ke Amerika Serikat.”
Selain itu, Putin menunjukkan bahwa penyalahgunaan kebijakan “hijau” dengan menutup segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga nuklir atau bahan bakar hidrokarbon telah berdampak pada beberapa negara. “Banyak negara di Eropa dan negara lain, termasuk Amerika Serikat, telah menyalahgunakan dan terus menyalahgunakan agenda lingkungan hidup dan pembicaraan mengenai pemanasan global,” katanya.
Dalam pembicaraan dengan pemimpin Republika Srpska Milorad Dodik, Putin menambahkan bahwa tuduhan Inggris hanya bersifat proyeksi diri sendiri dan merupakan bagian dari upaya Barat untuk menghindari tanggung jawab atas kesalahannya sendiri.
“Kami tidak mempunyai alat seperti itu… Semua ini dilakukan untuk memaksakan agenda mereka sendiri dan menghindari tanggung jawab atas kesalahan mendasar yang telah dilakukan Barat dalam hubungannya dengan negara-negara lain, semuanya demi mengejar hegemoni dengan cara apa pun”, pemimpin Rusia ditekankan. .
“Kami tidak berperang dengan siapa pun. Kami tidak ingin ada konflik. “Kami menempuh jalan kami masing-masing, menciptakan mekanisme kerja sama baru berdasarkan kesetaraan dan saling menghormati,” katanya pada KTT BRICS, sebuah kelompok yang kini mencakup lebih dari 45 persen populasi dunia dan telah melampaui G7 yang dipimpin AS. Berdasarkan bagian PDB global.