TEL AVIV – Para pemimpin Barat dan pejabat senior bersorak dan memuji berita bahwa militer Israel telah membunuh pemimpin Hamas Yahya Sinwar di Gaza.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan kematian Sinwar pada Kamis malam setelah mengkonfirmasi identitasnya melalui tes DNA.
“Ini adalah hari yang baik bagi Israel, Amerika Serikat (AS) dan dunia,” kata Presiden AS Joe Biden dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih, Reuters, Jumat (18/10/2024). .
“Kematian Sinwar membuktikan sekali lagi bahwa tidak ada teroris di mana pun di dunia yang bisa lolos dari keadilan, tidak peduli berapa lama hal itu berlangsung,” kata Biden.
Biden membandingkan kematian Sinwar dengan pembunuhan pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden pada tahun 2011 oleh pasukan khusus AS.
Biden mengatakan dia akan menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membahas cara mengakhiri perang di Gaza karena Sinwar tidak lagi menjadi hambatan besar bagi masa depan pasca-Hamas di wilayah Palestina yang hancur.
Dia juga mengatakan AS bekerja sama dengan Israel untuk membantu menemukan dan melacak Sinwar dan para pemimpin Hamas lainnya di Gaza.
“Keadilan telah ditegakkan, Amerika, Israel, dan dunia menjadi lebih baik,” kata Wakil Presiden Kamala Harris dalam pidato kampanyenya di Wisconsin.
Ia pun menggemakan pernyataan Biden soal waktu meninggalnya Sinwar. “Ini adalah kesempatan untuk mengakhiri perang di Gaza tanpa Hamas berkuasa,” katanya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut Sinwar sebagai orang yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober dan tindakan biadab tersebut, dan menuntut pembebasan semua orang yang masih disandera oleh Hamas.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menggambarkan Sinwar sebagai “pembunuh dan teroris brutal yang ingin menghancurkan Israel dan rakyatnya” dan meminta Hamas untuk menyerah sehingga penderitaan rakyat Gaza bisa berakhir.
“Saya berharap hilangnya pemimpin Hamas akan mengarah pada gencatan senjata di Gaza,” kata Menteri Luar Negeri Italia Antonio Taiani, yang menggambarkan pembunuhan Sinwar sebagai tindakan pembelaan diri Israel terhadap Hamas.
Menteri Pertahanan Inggris John Healy mengaku bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober itu dan mengatakan dia tidak akan berduka atas kematian pemimpin Hamas seperti Sinwar.
“Ini adalah hari paling kelam dan paling mematikan bagi orang-orang Yahudi sejak Perang Dunia II,” kata Healey.
“Hari itu juga menyebabkan konflik selama lebih dari satu tahun dan jatuhnya korban jiwa yang tak tertahankan di pihak Palestina,” katanya.
Israel menyatakan perang terhadap Hamas setelah kelompok itu membunuh sekitar 1.100 orang dan menyandera 250 orang dalam serangan tanggal 7 Oktober.
Serangan artileri dan udara, serta operasi darat Israel, telah menyebabkan kerusakan luas di Gaza. Menurut otoritas kesehatan setempat, sekitar 42.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di daerah kantong tersebut.