Generasi muda dengan segala kerentanannya menjadi sasaran empuk para pengedar narkoba. Permasalahan identitas, tekanan sosial dan pencarian jati diri membuat mereka mudah terjerumus ke dalam perangkap narkoba.
Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut, Universitas Pancasila bekerjasama dengan Humas Polri menyelenggarakan acara “Go to Campus” dengan mengusung slogan “Ciptakan generasi muda sehat tanpa narkoba”.
Upacara dihadiri secara langsung oleh 300 mahasiswa, dan diikuti 400 mahasiswa melalui platform zoom dari berbagai departemen universitas. Dalam kegiatan tersebut, Rektor Universitas Pancasila, Profesor Dr. Marsudi Wahyu Kisoro, Wakil Rektor, Dekan dan pimpinan lainnya.
Sementara dari Polri, Kepala Kantor PID Departemen Humas Polri Brigjen Paul. Tjahiono Saputro dan jajaran di lingkungan humas Polri. Dalam kegiatan tersebut para mahasiswa juga mendapat pengarahan dari pihak berpengalaman yang hadir yaitu pihak kepolisian. Sobot, S.H., M.H., Prof. Dokter. H. Henry Yosodiningrat, S.H., M.H., Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkoba (GRANAT), dan Uli Gracinta, M.A., Psi., Dosen Fakultas Psikologi Universitas Pancasila.
Dalam sambutannya, Anggota Dewan Marsudi Wahyu Kisoro menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Divisi Humas Polri yang telah menyelenggarakan acara tersebut.
“Acara ini sangat penting bagi seluruh civitas akademika Universitas Pancasila karena menunjukkan besarnya kepedulian Polri terhadap dunia pendidikan dan kemahasiswaan. Kita semua mempunyai tanggung jawab moral untuk memastikan generasi muda terlindungi dari bahaya. Narkoba ternyata tidak hanya mengancam tubuh, namun juga dapat menghancurkan masa depan dan impian mereka.
Ia mengatakan narkoba merupakan ancaman serius yang dapat merusak sistem kehidupan bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa, pelajar perlu memahami bahwa narkoba bukan hanya persoalan pribadi, melainkan persoalan kolektif yang dampaknya bisa berdampak pada keluarga, lingkungan, bahkan negara. “Kita tidak boleh membiarkan generasi penerus bangsa ini terseret ke dalam kegelapan narkoba, karena seperti kita ketahui, narkoba dapat merugikan generasi bangsa dan menjadi bencana bagi masa depan jika tidak ditangani dengan baik,” ujarnya. Dikatakan.
“Dalam kesempatan ini saya ingin berpesan kepada seluruh mahasiswa Universitas Pancasila, menjadi generasi yang kuat, cerdas dan bertanggung jawab untuk menjauhi narkoba adalah salah satu cara yang paling efektif untuk tetap sehat jasmani dan rohani,” ujarnya.
Ia juga mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan anti narkoba, baik di kampus maupun di masyarakat. “Jangan biarkan godaan atau tekanan dari lingkungan sekitar mengaburkan penilaian Anda. Pilihlah hubungan yang sehat dan bangun kebiasaan positif yang akan membawa Anda pada kesuksesan,” pesan profesor tersebut. Marsudi.
Saat ini, Kepala Biro Reserse Kriminal Departemen Humas Polri Brigjen Paul. Kita perlu menyadari bahwa penggunaan narkoba tidak mengenal batas usia, status, dan latar belakang sosial, kata Tjahiyono Saputro. Permasalahan ini bisa menimpa siapa saja, termasuk generasi muda, yang seharusnya menjadi ujung tombak kemajuan bangsa. Berdasarkan data terkini, kasus penyalahgunaan narkoba, psikotropika, dan obat-obatan terlarang di Indonesia menunjukkan peningkatan, dan sebagian besar pelakunya adalah generasi muda berusia 15 hingga 24 tahun. “Fenomena ini merupakan tantangan besar bagi kita semua untuk bekerja sama mengatasinya,” ujarnya.
Ia mengatakan, upaya pemberantasan narkoba bukan hanya menjadi tanggung jawab Polri atau pemerintah, namun juga menjadi tugas seluruh elemen masyarakat, termasuk lembaga pendidikan. “Kampus universitas merupakan tempat yang ideal untuk menyebarkan kesadaran akan bahaya narkoba karena merupakan tempat generasi muda menimba ilmu dan mengembangkan karakter,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Polri berharap dapat memberikan pengetahuan dan edukasi kepada pelajar tentang dampak buruk penyalahgunaan narkoba dan pentingnya menjauhi segala bentuk penyalahgunaan narkoba yang berbahaya.
“Kami di Polri terus berkomitmen untuk menindak tegas pelaku narkoba, mengusut tuntas jaringan yang terlibat, dan menerapkan upaya pencegahan berkelanjutan,” ujarnya.
Sepanjang tahun 2023, Polri berhasil menangani ribuan kasus narkoba dan menyelamatkan jutaan nyawa dari bahaya narkoba. Namun meski upaya preventif dan penegakan hukum sudah sering dilakukan, namun kasus narkoba masih menunjukkan peningkatan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berupaya meningkatkan upaya pencegahan dengan cara yang lebih efektif dan inovatif.
“Saya juga ingin menekankan pentingnya peran aktif mahasiswa dalam pemberantasan narkoba. Kalian sadar akan narkoba,” Brigadir Tjahiono menutup sambutannya dengan mengatakan: “Ini adalah bagian dari tanggung jawab kita bersama untuk menjaga keamanan dan kesehatan. generasi masa depan negara ini.”
Diharapkan kegiatan tersebut memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran pelajar akan bahaya narkoba dan pentingnya upaya pencegahan untuk mewujudkan generasi muda yang sehat dan produktif.