Respons Perintah Prabowo ke Bahlil, Kadin Ikut Kejar Produksi Minyak 1 Juta Barel/Hari

Respons Perintah Prabowo ke Bahlil, Kadin Ikut Kejar Produksi Minyak 1 Juta Barel/Hari

Jakarta – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menekankan bahwa ia mendukung dukungan penuh untuk Presiden Prabowo Sberto, yang menunjuk (meningkatkan) produksi minyak hingga 2028-2029, menjadi 1 juta gudang per hari. Kadin Indonesia Energy and Mineral Resources (ESDM), Aryo Djajohadikusumo mengatakan tujuan meningkatkan minyak menjadi satu juta barel per hari adalah untuk memperkuat kemerdekaan energi negara dengan membawa minyak.

Menurut Aryo, mencapai tujuan -tujuan ini membutuhkan sinergi yang solid antara pemerintah dan sektor swasta untuk memastikan investasi yang memadai dalam teknologi, penelitian dan manajemen sumber daya. “Itu sebabnya ia menyediakan lingkungan bisnis berbiaya rendah tertentu untuk perusahaan minyak dan gas,” kata Aryo di Jakarta pada hari Senin, Januari 2025.

Informasi dari Biro Statistik Pusat (BPS) mengatakan setelah lompatan besar dalam impor impor minyak Indonesia (COVID-19). Pada tahun 2023, total impor minyak selain gas (minyak mentah dan bahan bakar) mencapai 45,21 juta ton. Angka tersebut naik 10,38% dari 40,96 juta ton. Dengan tren penurunan produksi dan konsumsi, impor minyak terus meningkat.

Pada tahun 2024, nilai minyak bahan bakar saja (tidak ada minyak mentah) terdaftar di $ 25,9 miliar. Hingga 47,88% atau hampir setengah dari nilai bahan bakar impor berasal dari impor bahan bakar ringan dari kendaraan listrik.

Tren impor minyak yang berkembang telah menjadi salah satu pembantu defisit perdagangan Indonesia, yang dapat mempengaruhi tekanan mata uang, terutama sumber daya pertukaran mata uang dan rupee.

Aryo menjelaskan dalam Kadin Control ESDM 2024-2029, tiga rencana prioritas untuk sektor minyak dan gas. Pertama, tingkatkan produksi dan pencarian minyak dan gas. Dalam program ini, Kadin mendorong kolaborasi yang lebih rinci di antara pemerintah – sektor swasta mempercepat proses perizinan dan peraturan yang mendukung pencarian minyak dan gas dan meningkatkan investasi dalam teknologi pencarian yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Tahun ini, Kadin akan mulai mengimplementasikan Program Eksplorasi Cerdas, yang bertujuan untuk memperkenalkan teknologi terbaru seperti 3D-inter, analitik data besar dan kecerdasan buatan (AI).

Kedua, daya tahan dan efisiensi energi dari program “minyak dan gas tahan lama” sektor minyak dan gas. Dalam program ini, Kadin mempromosikan teknologi untuk mengurangi dampak lingkungan minyak dan gas dan mengembangkan kebijakan dan peraturan dukungan untuk mendukung praktik minyak dan gas.

Ketiga, pengembangan infrastruktur minyak dan gas. Pemerintah, bersama dengan sektor swasta, berkomitmen untuk meningkatkan jaringan distribusi yang andal dan fasilitas penyimpanan minyak dan gas. Pada tahun 2025, Kadin mulai meluncurkan program “Infrastruktur Minyak dan Gas” untuk area yang membutuhkan infrastruktur tambahan.

DWI Whyu Daryoto, wakil presiden strategi dan program kelembagaan Indonesia di ESDM Kadin Kadi, menekankan pentingnya mengembangkan rencana strategis yang komprehensif untuk mencapai peningkatan satu juta barel minyak.

“Kita perlu fokus pada efisiensi operasional dan optimasi teknologi di sektor minyak dan gas hulu.

Menurut DWI, target tersebut juga memiliki dampak positif pada stabilitas keuangan, terutama pada pengurangan nilai tukar pada rupee, terutama pada rupee. Dengan dukungan kuat dari operator Kadin dan bisnis, diperkirakan 1 juta barel ekstraksi minyak per hari adalah kolom penting untuk mengimplementasikan independensi energi nasional.

Oleh karena itu, Kardin mendorong pemerintah untuk memastikan kebijakan bantuan komersial, menetapkan stabilitas ekonomi dan politik, mengatur kepastian, menyederhanakan lisensi, memberikan manfaat pajak, dan menghilangkan hambatan birokrasi yang dapat mengganggu pengembangan minyak dan gas.

“Jika situasi ini terpenuhi, komunitas bisnis akan lebih fokus pada peningkatan kontribusi aktual untuk meningkatkan peningkatan minyak,” DWI menjelaskan.

Sebelumnya, Menteri Sumber Daya Energi dan Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan pada pertemuan di Hambarang akhir pekan lalu bahwa presiden memintanya untuk meningkatkan pemindahan minyak menjadi satu juta barel per hari pada 2028-2029. Presiden mengklaim bahwa pentingnya mengatasi defisit karena konsumsi minyak kini telah mencapai 1,6 juta barel, jauh dari produksi domestik, dengan hanya 59.000 barel per hari.

“Kami akan mengangkat dari tahun 2028 hingga 2029. Kami perlu mencapai 1 juta barel per hari sehingga kami tidak akan lagi memproduksi minyak pada tahun 2029. Pengurangan dalam pemindahan minyak juga menjadi perhatian serius bagi presiden dalam dua bulan terakhir,” Balil memutuskan.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *