JAKARTA – Sejarah pendidikan Elon Musk patut untuk ditelusuri. Elon Musk adalah seorang miliarder yang dikenal sebagai inovator teknologi dunia dan pemilik Tesla dan SpaceX.
Elon Musk merupakan salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih US$315,7 miliar atau setara Rp5.111 triliun.
Baca juga: SEC menggugat Elon Musk atas akuisisi Twitter
Antara 8 Maret dan 21 November 2024, harga saham Tesla naik 93,7%, dengan harga saham mencapai US$339,6, dan nilai pasarnya melebihi US$1,1 triliun.
Tesla melampaui angka $1 triliun pada 8 November 2024, untuk pertama kalinya sejak awal tahun 2022, ketika Donald Trump yang didukung Musk mendapatkan masa jabatan kedua sebagai presiden, pada hari itu kekayaan bersih Musk melampaui US$300 miliar untuk pertama kalinya, pertama kalinya sejak awal tahun 2022 telah melampaui angka US$1 triliun. dua tahun
Baca juga: Elon Musk Tak Sepopuler Meghan Markle di Inggris, Tapi Sama Tak Populernya
Tapi Elon Musk tidak hanya memiliki Tesla, tapi juga mesin penghasil uangnya. Elon Musk meraup kekayaannya melalui akumulasi berbagai lini bisnis yang dikelolanya.
Elon Musk memiliki SpaceX, yang bukan sekadar perusahaan pembuat roket, namun SpaceX ingin memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menjelajahi luar angkasa.
Elon Musk juga memiliki perusahaan telekomunikasi Starlink, yang menyediakan akses internet global menggunakan ribuan satelit kecil yang ditempatkan di orbit rendah Bumi (LEO).
Baca Juga: Profil Gubernur California Gavin Newsom yang Sebut Elon Musk Berbohong soal Kebakaran LA
Selain itu, ia juga memiliki perusahaan berbasis infrastruktur, transportasi, dan pembangunan terowongan bawah tanah, The Boring Company, NeuroVigil, yang menggunakan otak manusia untuk mengeksplorasi potensi teknologi.
Sejarah pendidikan Elon Musk
Elon Musk lahir pada tanggal 28 Juni 1971 di Pretoria, Afrika Selatan. Dia menghabiskan masa kecilnya di sana dan menunjukkan minat yang besar terhadap teknologi dan sains sejak usia dini.
Pada usia 12 tahun, Musk mendapatkan komputer pertamanya dan mulai belajar pemrograman secara otodidak. Dalam waktu dua tahun, dia berhasil menciptakan permainan komputer sederhana bernama Blastar dan menjualnya seharga $500.
Musk menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Pretoria Boys’ High School.
Belajar di Kanada: Queen’s University
Pada usia 17 tahun, Elon Musk meninggalkan Afrika Selatan dan pindah ke Kanada. Pada tahun 1989, dia mendaftar di Queen’s University di Kingston, Ontario.
Melanjutkan Pendidikan di Amerika Serikat: University of Pennsylvania
Setelah dua tahun di Queen’s University, Musk dipindahkan ke University of Pennsylvania (UPenn) pada tahun 1992. Di UPenn, ia menyelesaikan dua gelar sarjana secara bersamaan:
Dalam fisika dari Sekolah Tinggi Seni dan Sains.
Di bidang ekonomi dari Wharton School.
Kombinasi fisika dan ekonomi ini memberikan Musk landasan yang kokoh untuk pemahaman mendalam tentang teknologi dan bisnis. Selama kuliah, ia juga dikenal sebagai mahasiswa ambisius dan kreatif yang sering memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar lebih banyak tentang teknologi dan inovasi.
Penelitian Stanford yang Belum Terpecahkan
Pada tahun 1995, Elon Musk diterima di program PhD dalam bidang fisika terapan dan ilmu material di Universitas Stanford di California. Namun, ia hanya bertahan dua hari sebelum memutuskan hengkang demi mewujudkan impian berwirausaha. Saat itu, era Internet sedang berkembang pesat, dan Musk melihat peluang besar yang tidak boleh dilewatkan.
Ternyata, keputusannya untuk meninggalkan Stanford adalah keputusan yang tepat. Tak lama kemudian, Musk mendirikan Zip2 Software Company yang menjadi awal kesuksesannya di bidang teknologi.
Demikianlah sejarah pendidikan Elon Musk, miliarder pemilik beberapa perusahaan kelas dunia. Semoga informasi ini bermanfaat.