JAKARTA – PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) memastikan kesiapan untuk segera menerapkan sistem pembayaran tol nirsentuh berbasis satelit (arus bebas multi jalur berbasis GNSS) di Indonesia, baik dari segi sistem maupun teknologi, yang telah disepakati. Pemerintah Indonesia.
“Roatex mempunyai komitmen yang kuat untuk menyelesaikan proyek MLFF pada tahun 2021 sesuai perjanjian yang ditandatangani dan disepakati dengan pemerintah melalui Kementerian PUPR, dan dari segi sistem dan teknologi kami sangat siap,” ujar Direktur Utama. Sistem alat Roatex Indonesia, Attila Keszeg dalam konferensi pers, dikutip Kamis (7/11/2024).
Ia mengatakan, MLFF merupakan solusi untuk mengakhiri kesibukan di gerbang tol yang menyebabkan kerugian ekonomi hingga 300 juta dolar AS bagi Indonesia setiap tahunnya. Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2019, kemacetan lalu lintas menyebabkan kerugian ekonomi di Indonesia sebesar 4 miliar dolar per tahun.
Sistem pembayaran nonstop dan contactless menggunakan teknologi multi-lane free-flow berbasis satelit yang dikembangkan Roatex juga dapat mengurangi waktu perjalanan dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan dengan mengurangi polusi udara dan suara akibat kemacetan di gerbang tol
“MLFF dikembangkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan dapat menjadi solusi utama yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi sampah, meningkatkan mobilitas dan mengembangkan sistem transportasi di Indonesia,” ujarnya.
Proyek MLFF ini merupakan penanaman modal asing langsung dari Hongaria yang dibiayai oleh dana publik Hongaria senilai 300 juta dolar AS atau Rp 4,5 triliun. PT Roatex Indonesia Tool Systems menjadi Badan Usaha (BUP) Program MLFF pada 27 Januari 2021 setelah memenangkan tender sesuai Surat Menteri PUPR No: PB.02.01-Mn/132.
“Dalam pengembangan sistem pembayaran tol ini, kami terus mengacu pada kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya di Roatex dan kami berkomitmen untuk segera menyelesaikan pekerjaan dasar perubahan sistem pembayaran tol di Indonesia yang akan memberikan manfaat lebih,” jelas Attila.
Eksistensi MLFF diperkuat dengan dukungan pemerintah, ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) non-APBN pada Mei 2024, berdasarkan Permenko Perekonomian Tahun 2024 Nomor 6. Amandemen Kelima. Terkait perubahan daftar rencana strategis nasional tahun 2021 pada Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7.
“Peraturan ini dianggap sebagai landasan hukum penerapan sistem MLFF yang ditunggu tidak hanya oleh RITS, namun juga oleh industri dan pemangku kepentingan. Langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mewujudkan sistem transportasi masa depan.” Indonesia emas 2045,” kata Attila.
Kehadiran MLFF berbasis satelit memberikan lompatan besar dalam sistem pembayaran tol di Indonesia, sehingga kehadirannya dapat memberikan nilai tambah bagi perkembangan teknologi jalan tol di Indonesia.
“MLFF tidak hanya akan mempercepat proses transformasi digital di Indonesia, namun juga menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang menggunakan sistem tercanggih yang ada saat ini,” tutupnya.
Seperti diketahui, sistem pembayaran tol sudah mengadopsi sistem MLFF sejak 12 Desember 2023 yang sedang diuji coba oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) di Jalan Tol Mandara Bali.
Sistem MLFF akan diterapkan secara bertahap mulai dari Tol Mandara Bali pada Oktober 2024. Pada masa transisi ini, sistem yang digunakan adalah sistem arus bebas satu lajur sedangkan sekat masih digunakan.
Kini RITS siap mengimplementasikan teknologi tersebut, berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, dan berkembang bersama Indonesia.
“Kami siap berkembang bersama Indonesia dengan menciptakan nilai bagi masyarakat Indonesia,” pungkas Attila.