MOSKOW – Kementerian Luar Negeri Rusia pada Rabu mengatakan bahwa gagasan yang beredar di Barat bahwa Amerika Serikat (AS) akan memberikan senjata nuklir kepada Ukraina adalah “gila”.
Menurut kementerian, pencegahan skenario seperti itu adalah salah satu alasan masuknya pasukan Rusia ke Ukraina.
Pekan lalu, New York Times melaporkan bahwa beberapa pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya menyarankan Presiden AS Joe Biden untuk memberikan senjata nuklir kepada Ukraina sebelum ia meninggalkan jabatannya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa semua pemerintah yang bertanggung jawab harus mencegah skenario seperti itu, yang disebutnya sebagai “bunuh diri”.
“Menurut kami ini gila,” kata Zakharova kepada wartawan saat ditanya soal isu tersebut, seperti dikutip Reuters, Kamis (28/11/2024).
“Ini benar-benar kegilaan, yang dipaksakan oleh pihak Barat pada bagian tertentu dari pembentukan politik Ukraina,” ujarnya lagi.
Dia menuduh Kyiv menggunakan isu tersebut, yang dia sebut sebagai propaganda, untuk mencoba mendapatkan lebih banyak bantuan dari Barat.
“Tindakan tidak bertanggung jawab yang dilakukan Ukraina dan pendukungnya di Barat dapat membawa dunia ke ambang bencana,” lanjut Zakharova.
Kremlin mengatakan pada hari Selasa bahwa diskusi di Barat mengenai mempersenjatai Ukraina dengan senjata nuklir sepenuhnya tidak bertanggung jawab, sementara pejabat senior keamanan Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa Moskow dapat melihat transfer tersebut sebagai serangan terhadap Rusia, sehingga menyiapkan panggung untuk memberikan tanggapan. nuklir.
Ukraina mewarisi senjata nuklir dari Uni Soviet setelah keruntuhannya pada tahun 1991, namun menyerahkannya berdasarkan perjanjian tahun 1994 yang dikenal sebagai Memorandum Budapest. Sebagai imbalannya, Ukraina mendapat jaminan keamanan dari Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris dalam perjanjian tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali mengeluh bahwa menyerahkan senjata nuklir Soviet telah membuat negaranya tidak aman, yang merupakan salah satu alasan ia berpendapat bahwa Ukraina harus bergabung dengan NATO, sesuatu yang sangat ditentang oleh Moskow.