JAKARTA – Rusia menyebutkan salah satu syarat bergabungnya BRICS yang diumumkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov. Para calon BRICS ditekankan bahwa mereka tidak dapat menerapkan pembatasan antara negara-negara lain dan sektor ekonomi negara-negara berkembang.
Awalnya dibentuk sebagai aliansi Brazil, Rusia, India dan Tiongkok, BRICS telah berkembang menjadi sembilan negara dan diperkirakan akan terus berkembang seperti yang dibahas pada pertemuan puncak di Kazan, Rusia, akhir bulan ini.
“Masyarakat harus mendukung kebijakan politik, memainkan peran penting dalam urusan internasional dan regional, membangun hubungan bertetangga dan persahabatan yang baik dengan negara-negara BRICS dan tidak melakukan sanksi hukum terhadap kelompok tersebut,” kata Ryabkov pada konferensi pers di Moskow. .
Demikian dikatakan Ryabkov ketika ditanya tentang syarat-syarat yang diperlukan untuk menjadi advokat anggota BRICS. Sementara itu, Moskow menganggap sanksi Barat yang dijatuhkan AS dan sekutunya terhadap konflik Ukraina tidak sah dan ilegal.
Sementara itu, Rusia, yang saat ini memegang kursi kelompok tersebut, sedang mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak tahunan BRICS bulan ini di Kazan. Negara-negara yang saat ini tertarik untuk bergabung dengan BRICS antara lain Aljazair, Bangladesh, Bahrain, Belarus, Bolivia, Kuba, Honduras, Indonesia, Kazakhstan, Kuwait, Maroko, Nigeria, Palestina, Senegal, Thailand, Venezuela, dan Vietnam.
“Pintu BRICS masih terbuka, namun ekspansi tidak boleh menjadi tujuan akhir,” kata Ryabkov kepada wartawan.
Tujuan Rusia tahun ini adalah untuk “memastikan integrasi organik dan penuh” dari kelompok yang baru diadopsi ke dalam “arsitektur multilateral hubungan BRICS” sambil menjaga dinamisme dan efisiensi sistem dan sistem asosiasi negara-negara, jelasnya.
Ekspansi BRICS dipromosikan untuk meningkatkan kekuatan dan otoritas internasional. Ryabkov mengingatkan para jurnalis bahwa semua keputusan dalam kelompok diambil berdasarkan konsensus.
Didirikan pada tahun 2006, BRICS menerima Afrika Selatan pada tahun 2011. Kemudian, pada awal tahun 2024, BRICS menerima Mesir, Ethiopia, Iran dan Uni Emirat Arab sebagai anggota baru, meskipun memutuskan untuk mempertahankan lima artikel aslinya.
Menurut perkiraan Bank Dunia, negara-negara anggota BRICS menyumbang sekitar 46% populasi dunia dan lebih dari 36% PDB dunia. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bulan lalu bahwa setidaknya 34 negara telah menyatakan minatnya untuk menjadi anggota BRICS.