JAKARTA – Raja Charles III. dia melewatkan makan siang sepanjang hidupnya. Dia menganggapnya sebagai “kemewahan” dan tidak ada cukup waktu untuk itu di tengah jadwal sibuknya.
Namun kini raja berusia 75 tahun itu, atas perintah istri, pelayan, dan dokternya, enggan mulai makan di tengah hari untuk menjaga energinya.
Menurut Daily Mail, Raja, yang baru pulih dari kanker, bersikeras hanya makan camilan paling sehat dan paling trendi.
“Dengan beberapa peringatan, sekarang ada sesuatu untuk makan siang dengan camilan.” Dia sekarang makan setengah buah alpukat untuk menopang dirinya sepanjang hari. “Itu penting, apalagi kalau sedang sakit,” kata sumber terdekat.
Charles adalah pemakan sehat dan bersikeras mengonsumsi produk organik. Telur adalah makanan favoritnya.
Tiga tahun lalu, raja mengatakan kepada BBC bagaimana dia tidak makan daging dan ikan dua hari dalam seminggu, dan pada salah satu hari itu dia juga menghindari produk susu.
Sementara itu, alpukat disebut sebagai makanan super yang dikenal tinggi kalori dan merupakan cara sehat untuk menambahkan “lemak baik” pemberi energi ke dalam makanan Anda.
Alpukat kini hampir menjadi bagian dari perang budaya nasional setelah menjadi sangat populer di kalangan generasi yang banyak dikritik, khususnya generasi milenial – mereka yang lahir antara tahun 1981 dan 1996.
Nigella Lawson dan restoran London The River Cafe sama-sama menyalahkan camilan favorit yang ada di mana-mana, roti bakar alpukat. Namun, dalang di balik fenomena ini tampaknya adalah pemilik restoran asal Australia, Bill Granger. Tiga dekade yang lalu, warga lokal ini menyajikan sepiring alpukat dan roti bakar di sebuah kafe di Sydney, tanpa menyadari bahwa makanan tersebut telah memicu revolusi global.
Kecintaan terhadap alpukat pada roti panggang entah bagaimana telah menjadi sinonim selama ribuan tahun, dan juga untuk karya-karya orang yang tidak diberi garam. Faktanya, terdapat kontroversi yang tidak ada gunanya mengenai bagaimana generasi milenial bisa lebih mampu membeli rumah yang mereka rasa tidak lagi mampu dibeli oleh generasi tua, jika saja mereka bisa mengendalikan pengeluaran besar-besaran mereka untuk membeli makanan ringan di kedai kopi hipster.
Namun, Charles tidak memasukkan satu pun karbohidrat yang ditemukan dalam roti panggang ke dalam makanannya. Ia lebih memilih memakan buah alpukat apa adanya dan hanya mengonsumsinya untuk keperluan sehari-hari.
Pekan lalu, anak tiri kerajaan dan kritikus makanan, Tom Parker Bowles, memberikan wawasan tentang pendekatan hemat Charles terhadap makanan. ‘Semuanya didaur ulang.’
“Kalau masih ada yang tersisa, pasti dibuat menjadi sesuatu yang lain atau muncul keesokan harinya.” “Tidak ada yang dibuang,” kata Tom Parker.