INGGRIS – Di tengah berbagai kontroversi di Inggris, muncul kabar bahwa ada salah satu anggota keluarga kerajaan yang tidak akan pernah memaafkan Pangeran Harry atas keputusan dan tindakan kontroversialnya. Menariknya, orang tersebut bukanlah kakak laki-lakinya, Pangeran William.
Sebuah sumber mengatakan ayah Pangeran Harry, Raja Charles III, dan Pangeran William akhirnya mungkin mempertimbangkan perdamaian. Namun, ada salah satu anggota keluarga kerajaan yang tidak mau memaafkannya, Ratu Camilla.
Seperti diberitakan Daily Record, Kamis (24/10/2024), Harry langsung menghina Camilla dalam memoarnya, “Spare”, yang terbit Januari 2023. Dia menyebut ibunya yang tidak bersalah itu sebagai ibu tiri yang jahat dan menuduhnya ingin memperbaiki citra publiknya sendiri. .
Dalam wawancara dengan majalah Closer, sebuah sumber membahas kemungkinan rekonsiliasi antara Harry dan keluarga kerajaan. Menurutnya, Camilla dengan tegas menentang pangeran berusia 40 tahun itu kembali ke keluarga kerajaan setelah ia memutuskan meninggalkan Inggris pada 2020.
Foto/Orang
“Tidak semua orang menyukai gagasan itu, tetapi Camilla menentang kembalinya Harry, bahkan sebagai kunjungan persahabatan. Dia tidak ingin menghadapinya, apalagi menunjukkan pengampunan atau belas kasihan,” kata sumber itu.
Sumber tersebut menambahkan bahwa Camilla yakin anak tirinya adalah serigala berbulu domba. Ia juga menilai putra bungsu Charles dan mendiang Putri Diana menimbulkan stres dan drama dalam berbagai situasi.
“Dia percaya bahwa interaksi apa pun yang dilakukan Raja Charles dengannya hanya akan merugikan kesehatannya dan seluruh keluarganya,” jelasnya.
“Jika Harry mendapat undangan kembali ke Inggris, sebaiknya dia menjauh dari Camilla,” tambahnya.
Di sisi lain, Camilla melarang suaminya menemui Harry ketika pangeran berusia 40 tahun itu berencana kembali ke Inggris untuk menghadiri sebuah acara beberapa waktu lalu.
Camilla memutuskan untuk mengambil langkah tegas ini karena dia tidak ingin Charles stres dengan kenyataan bahwa dia sedang menjalani pengobatan kanker. Keputusan itu diambil setelah serangkaian ketegangan dalam hubungan keluarga kerajaan, yang diyakini berdampak pada kesehatan raja.