PYONGYANG – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam keras uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru yang dilakukan Korea Utara. Adik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong, menolak kritik tersebut.
Wanita terkuat di Korea Utara ini menilai sikap Guterres tidak adil terhadap Pyongyang, seiring Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan terus melakukan manuver militer bersama yang mengancam keamanan Korea Utara.
“Saya menyatakan ketidakpuasan saya yang mendalam dan dengan tegas menolak sikap Sekretaris Jenderal PBB yang tidak adil dan bias, yang mempertanyakan pelaksanaan hak membela diri DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea),” kata Kim Yo-jong. dalam sebuah Pernyataan. . seperti dikutip dari KCNA, Minggu (11-3-2024).
Pada hari Kamis, Guterres mengecam keras serangan uji ICBM yang dilakukan Korea Utara, dan mengatakan bahwa aktivitas rudal yang dilakukan berulang kali oleh Pyongyang merupakan pelanggaran yang jelas terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
“Dia (Guterres) secara konsisten menyerukan deeskalasi, penerapan penuh resolusi Dewan Keamanan yang relevan, lingkungan yang kondusif untuk dialog dan dimulainya kembali perundingan,” kata juru bicara PBB.
Menanggapi kritik tersebut, Kim Yo-jong berkata: “Sekjen PBB tidak boleh kehilangan ketidakberpihakannya dalam menjalankan tugas pentingnya.”
“Republik Demokratik Rakyat Korea tidak akan pernah mentolerir segala upaya yang mengancam lingkungan keamanan negaranya,” tambahnya.
Kementerian luar negeri Korea Utara juga mengkritik Amerika Serikat dan negara-negara lain karena mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB minggu depan untuk membahas uji coba rudal Pyongyang.
“Kami akan terus mengintensifkan upaya praktis untuk membendung ancaman militer dari kekuatan musuh dan menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan,” katanya.
Pada hari Jumat, Korea Utara mengkonfirmasi bahwa mereka telah menembakkan “versi terakhir” dari ICBM terkuatnya; Hwasong-19.
Sebagai tanggapan, Seoul menjatuhkan sanksi terhadap empat entitas Korea Utara dan sebelas individu, termasuk diplomat yang berbasis di Tiongkok; Choe Chol-min, atas perannya dalam pengadaan komponen rudal balistik dan barang dwifungsi lainnya.
Pada hari Jumat, Korea Selatan dan Amerika Serikat juga mengadakan latihan tempur drone bersama untuk pertama kalinya.