DAMASKUS – Presiden terguling Suriah Bashar al-Assad melarikan diri atau mengungsi ke Rusia setelah kelompok pemberontak menggulingkannya. Dia adalah pemimpin dunia terakhir yang melarikan diri setelah jatuhnya rezim tersebut.
Sumber Kremlin yang dikutip TASS dan RIA Novosti mengatakan Assad dan keluarganya mendarat di Moskow dan menerima suaka dari pemerintah Rusia. Pada hari Minggu, mereka melarikan diri dengan menaiki pesawat.
“Assad dan anggota keluarganya telah tiba di Moskow,” kata sumber Kremlin. “Rusia memberi mereka suaka atas dasar kemanusiaan,” katanya.
Sederet pemimpin dunia yang melarikan diri setelah digulingkan
1. Presiden Suriah Bashar al-Assad
Ia berkuasa sejak tahun 2000, yakni 24 tahun. Ia menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad, yang telah meninggal.
Kekuasaan Assad mulai goyah setelah munculnya gerakan Musim Semi Arab pada tahun 2011, di mana para pengunjuk rasa menuntut reformasi.
Protes pro-demokrasi yang awalnya damai mendapat tanggapan keras dari rezim Assad, yang kemudian berubah menjadi perang saudara.
Rezim Assad berhasil bertahan dan merebut banyak wilayah yang dikuasai pemberontak atau kekuatan oposisi berkat bantuan sekutu; Rusia, Iran dan milisi pro-Teheran, termasuk Hizbullah Lebanon.
Namun dalam seminggu terakhir, kelompok pemberontak bangkit dan melancarkan serangan cepat yang telah merebut banyak kota di Suriah. Rezim Assad jatuh selamanya pada hari Minggu dan pemimpin Suriah melarikan diri ke Rusia.
2. Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri ke India dengan helikopter militer pada Agustus 2024.
Hasina melarikan diri ketika Bangladesh mengalami kekacauan yang dipicu oleh protes mahasiswa mengenai kuota pekerjaan yang ditanggapi dengan tindakan keras oleh pasukan pemerintah.
3. Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa
Ia menjabat sebagai Presiden Sri Lanka dari November 2019 hingga Juli 2022.
Rajapaksa menghadapi protes hebat dan keresahan masyarakat di tengah krisis ekonomi yang parah, termasuk kekurangan bahan pokok dan bahan bakar.
Pada Juli 2022, ketika protes meningkat dan para demonstran menyerbu kediaman resminya, Rajapaksa meninggalkan negara tersebut.
Dia pertama kali pergi ke Maladewa dan kemudian ke Singapura, di mana dia mengumumkan pengunduran dirinya.
4. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani
Ashraf Ghani menjabat sebagai Presiden Afghanistan sejak September 2014 hingga Agustus 2021.
Ketika Taliban dengan cepat melakukan serangan di seluruh negeri pada musim panas 2021, Ghani menghadapi tekanan dan ancaman yang meningkat terhadap pemerintahannya.
Pada 15 Agustus 2021, ketika Taliban memasuki Kabul dan situasi semakin kacau, Ghani melarikan diri dari Afghanistan.
Awalnya dia melakukan perjalanan ke Tajikistan dan kemudian ke Uni Emirat Arab, di mana dia diberikan suaka.
5. Presiden Pakistan Pervez Musharraf
Musharraf adalah presiden Pakistan dari tahun 2001 hingga 2008 setelah mengambil alih kekuasaan melalui kudeta militer pada tahun 1999.
Masa jabatannya ditandai dengan kontroversi politik yang signifikan, terutama deklarasi keadaan darurat pada tahun 2007 dan keputusannya untuk membubarkan lembaga peradilan.
Setelah pengunduran dirinya pada tahun 2008, Musharraf mengasingkan diri dan sebagian besar tinggal di London dan Dubai.
Meskipun Musharraf tidak segera meninggalkan negaranya setelah masa jabatannya, dia akhirnya meninggalkan negara tersebut dan tinggal di luar negeri selama beberapa tahun.
Dia kembali hanya dalam kondisi tertentu.
6. Perdana Menteri Sudan, Sadiq al-Mahdi
Perdana Menteri Sudan Sadiq al-Mahdi digulingkan dalam kudeta militer pada tahun 1989.
Dia tinggal di pengasingan di beberapa negara sebelum kembali ke Sudan pada tahun 2018.
Dia kemudian ditangkap kembali tetapi berhasil melarikan diri lagi pada tahun 2019.
7. Presiden Haiti Jean-Bertrand Aristide
Presiden Haiti Jean-Bertrand Aristide terpaksa diasingkan pada tahun 2004 setelah pemberontakan melawan pemerintahannya.
Meskipun bukan seorang perdana menteri, situasi ini merupakan contoh terbaru dari seorang kepala negara yang melarikan diri karena ketidakstabilan politik.