Seminar BSKLN: Strategi Pengembangan Jurnal Hubungan Luar Negeri sebagai Media Diplomasi

Seminar BSKLN: Strategi Pengembangan Jurnal Hubungan Luar Negeri sebagai Media Diplomasi

JAKARTA – Dosen Hubungan Internasional veteran UPN Jakarta Musa Maliki dan Marten Hanura dari Universitas Diponegoro menjadi pembicara ahli di Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri di Jakarta. Keduanya mengikuti seminar majalah hubungan luar negeri bertajuk “Strategi peningkatan majalah “Hublo” sebagai media komunikasi diplomatik.

Seminar ini dilaksanakan secara hybrid pada Kamis (28/11/2024). BSKLN merupakan badan strategi politik luar negeri yang bertugas perumusan, penyusunan dan penyampaian rekomendasi strategi kebijakan di bidang pengelolaan hubungan luar negeri dan politik luar negeri.

Baca juga: Viral Kisah Adik Wakil Presiden Sutrisno, Hamima, yang Menjadi Guru dengan Gaji Rp 300 Ribu.

Basklan juga mengelola jurnal hubungan luar negeri yang sudah ada sejak lama sejak pertama kali diterbitkan pada peringatan 38 tahun Kementerian Luar Negeri, tepatnya pada 19 Agustus 1983.

Seminar tersebut membahas tentang proses pengembangan jurnal luar negeri digital dan pemutakhiran isu-isu internasional kontemporer, serta penentuan arah jurnal. Landasan ilmiah ditulis sebagai sumber ilmiah untuk merumuskan, menyusun dan memberikan rekomendasi penting bagi strategi kebijakan. Dengan kata lain, jurnal merupakan sumber kebijakan berbasis penelitian yang berharga.

Pembicara pertama di Internet, Marten membahas tren surat kabar internasional di dunia yang didominasi oleh surat kabar dan artikel dari negara berkembang. Selain itu, Marten memberikan secara detail petunjuk pembuatan jurnal yang baik.

Dalam hal ini Marten menghentikan Jurnal Hubungan Luar Negeri yang masih perlu dikembangkan lebih baik lagi. Agar sebuah jurnal dapat bernilai tinggi, harus ada konsistensi dan kolaborasi antara berbagai penulis, editor, dan reviewer lintas kampus, akademisi, dan praktisi di tingkat nasional dan internasional.

Secara offline, Musa Maliki membahas tentang pentingnya mengembangkan surat kabar yang mengacu pada rencana strategis Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI sehingga surat kabar Hublu harus memiliki identitas yang kuat dan mewakili Kementerian Luar Negeri RI. Kegiatan yang dilakukan Kementerian Luar Negeri hendaknya didokumentasikan secara ilmiah dalam surat kabar “Hublo”, agar masyarakat umum mengetahui bahwa proses pengambilan keputusan politik luar negeri didasarkan pada penelitian.

Marten dan Musa memberikan kontribusi yang jelas terhadap instruksi awal Sekretaris BSCL Nina Kurnia Vidhy. “Seminar yang melibatkan akademisi dan praktisi jurnal ilmiah tingkat nasional ini diharapkan dapat membantu memperbaiki postur Jurnal Hubungan Luar Negeri. “Langkah-langkah strategis khususnya pentingnya menjadikan visi dan misi Kementerian Luar Negeri seorang pemimpin. Untuk membentuk ciri khas surat kabar Hublu,” kata Nina Kurnia Vidhi dalam keterangan resminya, Rabu (4/12/2024).

Di ruang diskusi, Musa menegaskan, “Sikap ilmiah harus berpihak pada pihak yang lemah dan harus bermuatan moral. Ulama harus mempunyai nilai dalam karya ilmiahnya.” Dalam hal ini, Jurnal Hublot harus mewakili sosok Indonesia dalam politiknya. Kebijakan luar negeri, “.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan Jurnal Hublu sebagai layanan informasi publik Kementerian Luar Negeri dan forum diskusi untuk meningkatkan kualitas jurnal menuju akreditasi nasional. Kami berharap seminar ini dapat memperluas jaringan dan mengundang lebih banyak penulis berkualitas baik. . Di majalah Hublu,” ujar Nadia Said, Kepala Bagian Organisasi dan Administrasi Publikasi Sekretariat BSKLN yang saat ini sedang menyelesaikan pendidikan terpadu sekolah staf dan kepemimpinan Kementerian Luar Negeri serta pelatihan kepemimpinan tingkat nasional II.

Selain itu, Nadia selaku penyelenggara mengapresiasi partisipasi dan keaktifan para peserta dalam kegiatan seminar tersebut.

Kolaborasi antara praktisi dan akademisi

Kegiatan ini merupakan bentuk implementasi kerjasama antara UPNVJ dan BSKLN. Kerjasama tersebut saling memberikan masukan agar kedua institusi dapat berkembang ke arah yang lebih progresif. Akademisi hubungan internasional membantu praktisi secara paradigmatik, sedangkan diplomat memberikan pengalaman lapangan sehingga akademisi tidak hanya kritis.

“Kritik terhadap Kementerian Luar Negeri biasanya diskusinya terfragmentasi tanpa pengalaman di lapangan. Oleh karena itu, para praktisi dan diplomat harus menulis dan berkolaborasi dengan akademisi dalam artikel jurnal ilmiah guna menjernihkan kesalahpahaman,” kata Musa.

Kami berharap kegiatan ini dapat mengembangkan surat kabar “Hublu” sebagai sarana komunikasi masyarakat nasional dan internasional. Dengan jurnal ini identitas dan citra politik luar negeri Indonesia serta peran diplomasinya dapat diketahui secara akademis dan intelektual dalam sebuah forum penelitian.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *