London. Sekelompok ilmuwan telah memperingatkan bahwa Bumi akan segera menyaksikan semburan matahari yang sangat dahsyat yang bisa melebihi kekuatan miliaran bom atom ketika menghantam planet ini.
Studi paling tepat hingga saat ini menunjukkan bahwa superflares ini dapat menghancurkan satelit dan jaringan listrik.
Menurut peneliti, peristiwa bencana ini terjadi setiap 100 tahun sekali, dan tidak setiap 1000-10.000 tahun sekali, seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Studi tersebut menunjukkan bahwa bumi mungkin mengalami jilatan api matahari yang akan melepaskan setidaknya satu oktillion joule energi.
Baca juga: Peluncuran Roket Kairos milik perusahaan Jepang Space One ditunda untuk ketiga kalinya karena kondisi cuaca
Kekuatannya 100 kali lebih dahsyat dibandingkan Insiden Carrington tahun 1859, ketika jaringan telegraf runtuh dan lembaran kertas di kantor juga ikut terbakar.
Jika bumi mengalami peristiwa dahsyat seperti ini, dampaknya akan lebih dahsyat lagi karena semakin bergantungnya dunia pada jaringan komunikasi satelit.
Superflare akan mempunyai dampak yang sangat besar sehingga jaringan listrik akan kewalahan, satelit-satelit akan terlempar keluar dari orbitnya, jaringan komunikasi global akan terganggu, dan pesawat terbang akan dilarang terbang di seluruh dunia.
“Data baru ini merupakan pengingat bahwa fenomena Matahari yang paling ekstrim pun merupakan bagian dari repertoar alami Matahari,” kata rekan penulis Dr Nathalie Krivova dari Max Planck Institute.
Para ilmuwan telah menghitung seberapa sering superflares terjadi
Karena catatan modern mengenai radiasi matahari telah tersedia sejak awal Zaman Antariksa, sulit untuk memprediksi seberapa sering superflares ini akan terjadi.
Sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Max Planck Institute (MPI) sedang mencoba menemukan jawabannya di bintang-bintang.
“Kita tidak bisa mengamati Matahari selama ribuan tahun,” kata Direktur MPI dan rekan penulis studi Dr. Sami Solanki. “Namun, kita dapat mengamati perilaku ribuan bintang yang sangat mirip Matahari dalam waktu singkat.”
Data tersebut dicatat oleh para ilmuwan dari 56.450 bintang mirip Bumi yang diamati oleh teleskop Kepler NASA dari tahun 2009 hingga 2014.
Selama pengamatan ini, para peneliti mengamati 2.889 superflare di 2.527 bintang yang diamati, dan menyimpulkan bahwa superflare terjadi sekitar sekali setiap abad.
Penulis pertama MPS, Dr. “Kami sangat terkejut bahwa bintang mirip Matahari rentan terhadap superflare yang sering terjadi,” kata Valery Vasiliev.