RADIO STATION Setelah Empat Abad, Mayat Santa dari Avila Masih Utuh

RADIO STATION Setelah Empat Abad, Mayat Santa dari Avila Masih Utuh

Jakarta – Untuk pertama kalinya dalam 110 tahun berdirinya St. Teresa dari Avila dibuka. Jenazah ditemukan masih dalam kondisi baik tanpa banyak pembusukan.

Makam Santa yang meninggal pada tahun 1582 dibuka untuk para dokter dan ilmuwan untuk memeriksa jenazahnya. Meski dikuburkan dalam peti mati berwarna perak yang dilapisi marmer selama hampir 450 tahun, jenazahnya tidak membusuk secara signifikan. Hal ini tidak biasa mengingat tidak ada upaya khusus yang dilakukan untuk mengawetkan jenazahnya pada saat kematiannya.

“Hari ini makam Santo Teresa dibuka dan kami telah memastikan kondisinya seperti saat dibuka pada akhir tahun 1914,” kata Pastor Marco Chisa dari Biara Karmelit Alba de Tormes kepada Ancient Origins pada hari Jumat. (13/9/2024).

Keuskupan Avila telah melakukan upaya luar biasa untuk melindungi jenazah para santo yang mereka sembah dari pencurian. Bertahun-tahun yang lalu, mereka memasang tiga kunci pada pintu luar makam, menambahkan tiga kunci lagi pada pintu makam, dan menambahkan empat kunci pada peti mati, yang semuanya memerlukan kunci yang berbeda untuk membukanya.

Setelah semua kunci dibuka dan peti mati diakses, peti mati dibawa ke ruangan khusus untuk proyek ilmiah. Jenazah dikeluarkan dengan hati-hati dari peti mati sehingga para ahli dapat memeriksa jenazah dengan cermat sambil mengambil banyak gambar dan rontgen.

Para peneliti membandingkan foto-foto baru jenazah tersebut dengan foto-foto yang diambil pada awal abad ke-20 untuk memastikan bahwa kondisinya tidak berubah. Pastor Chisa mengatakan para peneliti kesulitan membandingkan foto baru tersebut dengan foto yang diambil pada tahun 1914, karena dokumen terakhir berupa foto hitam putih.

Namun para peneliti memastikan bahwa bagian yang terbuka, wajah dan kaki, masih sama dengan yang ada pada tahun 1914. Selain jenazah orang suci, jantung dan potongan tangan disimpan di peti mati sebagai relik suci. Satu tangannya telah dilestarikan sebagai peninggalan, meskipun terisolasi di kota Ronda, Spanyol. Lengan itu dikirim ke Alba de Tormes untuk diperiksa bersama dengan jenazah dan sisa-sisa lainnya.

Dalam beberapa bulan mendatang, para peneliti yang terlibat dalam penelitian ini akan menganalisis gambar yang mereka kumpulkan di laboratorium. Setelah hasilnya dirilis, mereka akan membuat rekomendasi tentang cara melestarikan sisa-sisa St. Louis dengan lebih baik. Teresa tetap dalam kondisi baik tanpa batas waktu.

Asal mula kaum Karmelit adalah pada abad ke-13, namun pada tahun 1562, St. Teresa sendiri mendirikan komunitas Karmelit baru di negara asalnya, Spanyol. Orde baru ini dikenal sebagai Karmelit yang terisolasi, dan bergantung pada pendirinya, mereka berjalan tanpa alas kaki atau hanya mengenakan sepatu.

Selama proyek berlangsung, para peneliti melihat lonjakan atau lonjakan kalsium di bagian tumit tanaman wort St. Teresa mengatakan timbunan kalsium ini bisa berkembang ketika kaki mendapat tekanan dan sangat menyakitkan untuk berjalan. Sebagai St. John’s Wort sering mengalami hal ini, para peneliti percaya bahwa kecepatan ini disebabkan oleh berjalan tanpa alas kaki. Theresia

“Saat kami memeriksa kaki di Roma, kami melihat adanya lonjakan kalsium yang membuat sulit berjalan,” kata Chiesa kepada Daily Mail.

Situasi ini bukan satu-satunya masalah kesehatan yang dihadapi St. Teresa juga menderita sakit perut dan kram perut, serta sering pusing yang terkadang membuatnya pingsan.

Namun, meski mengalami masalah kesehatan, komitmennya terhadap gereja dan misinya tidak goyah. Pekerjaannya sebagai organisator dan upayanya yang tak kenal lelah sebagai seorang reformis menyebabkan kanonisasi Teresa pada tahun 1622 oleh Paus Gregorius XVI.

Saat ini St. Teresa dulunya adalah pelindung berbagai orang, termasuk mereka yang membutuhkan rahmat, mereka yang berduka atas kehilangan orang tuanya, orang-orang beragama, mereka yang mengejek Tuhannya, dan mereka yang menderita penyakit. Ia bahkan diakui sebagai santo pelindung para pemain catur dan pembuat renda, yang menunjukkan betapa populernya ia di kalangan umat Katolik hingga saat ini.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *