JAKARTA – Sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terhadap pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bimbang, apakah ikut atau menentang. Menurut Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Cristianto, status resmi partainya adalah Presiden PDIP Megawati Sukarnoputri.
Hal itu diungkapkan Hasto kepada wartawan di ruang konferensi Universitas Indonesia (UI) Depok, Jumat (18/10/2024).
Hesto mengatakan, hubungan Megawati dan Prabhu sangat kuat sepanjang sejarah dan inilah yang menjadi dasar terjalinnya kerjasama tersebut. Namun, terserah kepada MW untuk memutuskan apakah akan keberatan atau tidak.
“Kualitas historis komunikasi antara Bu Mega dan Prabowo sangat kuat, yang pasti akan terjalin kerja sama. Tapi nanti Bu Mega yang akan mengambil keputusan politiknya,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Vorianto mengutarakan tiga pendapat berbeda di internal partainya apakah akan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Nah, kalau saya ngomong, saya belum dengar keputusan untuk itu. Tapi yang berkembang memang benar, beda ide yang berkembang di kalangan teman-teman,” kata Bambang Pakul saat ditemui di Parlemen, Senayan. Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2024).
Bambang Pakul mengatakan, ketiga kubu berbeda pandangan terhadap langkah PDIP bergabung dengan pemerintahan Prabowo.
“Ada yang mau datang pagi, ada juga yang mau datang belakangan, kita lihat dulu caranya, lalu ada yang bilang tidak masalah, tidak boleh masuk ke dalam. ada tiga Cluster Bambang yang saat ini aktif, kata Pakul.
Menurut dia, ketiga gagasan tersebut dikembangkan di PDIP. Namun, dia menegaskan partainya belum mengambil keputusan untuk menjadi oposisi terhadap pemerintahan Prabowo.
Kami belum mengambil keputusan (melawan atau bersama-sama). Itulah kekuatan yang ada di sana, Anda tahu, kekuatan yang ada di sana saat ini. Bambang Pakul mengatakan ada dinamika, justru dialektika.