Polisi
Kepala Analis Kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar/Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan
Kritik terhadap kebijakan tersebut menunjukkan bahwa kekhawatiran para pemangku kepentingan masih tetap tinggi. Kekhawatiran ini memberikan harapan bahwa kebijakan akan mampu mengimbangi perubahan yang terjadi. Artinya kebijakan beradaptasi dan beradaptasi dengan dinamika sosial, ekonomi, dan politik. Nugroho (2015) mengatakan kebijakan publik mempunyai dua karakteristik. Pertama, kebijakan publik merupakan sesuatu yang mudah dipahami dalam arti sederhana, yaitu pencapaian tujuan nasional. Kedua, kebijakan publik harus mudah diukur untuk menentukan sejauh mana kemajuan yang dapat dicapai.
Mengubah kebijakan yang sudah berlaku sebelumnya merupakan hal yang sangat wajar. Rencana perubahan yang dimaksud hendaknya tidak dilihat sebagai keinginan pemimpin baru akan kepemimpinan baru atau warisan kepemimpinannya. Untuk itu, rencana perubahan kebijakan harus didasarkan pada proses mendengarkan berbagai keinginan masyarakat. Sebelum suatu kebijakan dibuat atau diluncurkan, idealnya kebijakan tersebut harus mempertimbangkan dan mempertimbangkan keinginan dan pendapat yang berbeda-beda dari berbagai kelompok atau pemangku kepentingan, baik yang mendukung atau menentangnya.
Pertanyaan utamanya adalah apakah para pengambil keputusan sebelumnya telah memperhitungkan berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan masyarakat sebagai lingkungan politik? Mengapa? Dalam proses pengambilan kebijakan, para pengambil keputusan politik biasanya harus (kembali) memperhatikan lingkungan politik yang terdiri dari beberapa komponen berbeda. Komponen-komponen ini terutama menyangkut individu dan kelompok.
Dengan menerapkan proses ini, kita bisa merespons potensi tudingan dari berbagai pihak, terutama pihak yang menjadi subjek kebijakan tersebut. Tidak menutup kemungkinan individu atau kelompok yang dicakup oleh kebijakan tersebut akan mengalami kemalangan akibat kebijakan tersebut. Perlu dipahami bahwa tujuan politik sebenarnya adalah untuk mengatur sesuatu yang belum menjadi hal yang lazim, atau untuk meningkatkan persepsi masyarakat terhadap fenomena ini atau itu yang sedang terjadi. Pemahaman umum ini memandu berbagai gerakan yang dilakukan atau dilaksanakan dengan tujuan dan suasana politik yang berbeda.
Salah jika, misalnya, ada anggapan bahwa kebijakan dibuat untuk kepentingan kelompok tertentu. Bill Jenkins yang dikutip dalam The Policy Process (Michael Hill, 1993: 34), mengatakan bahwa kebijakan adalah suatu keputusan yang didasarkan pada keterkaitan kegiatan para aktor politik untuk menentukan tujuan dan memperoleh hasil berdasarkan kajian terhadap situasi tertentu.
Sinkronisasi latihan
Menariknya, kementerian yang bertanggung jawab atas pendidikan dasar dan menengah saat ini sedang merevisi beberapa kebijakan yang ada. Penelitian semacam ini seharusnya sudah dilakukan sejak awal, ketika kebijakan-kebijakan yang dikembangkan pada periode sebelumnya diterapkan. Penelitian ini menunjukkan sejauh mana kebijakan yang ditetapkan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau sejauh mana hambatan yang muncul.
Menariknya, perjanjian pengembalian diupayakan sesuai dengan norma yang berlaku saat ini. Mungkin bukan mengulangi kebijakan yang semula dianggap sebagai terobosan, namun kemudian justru melanggar aturan. Misalnya saja ada pembahasan mengenai proses pengangkatan kepala sekolah. Praktik sebelumnya memperbolehkan pencalonan peserta program mobilisasi guru langsung dari kalangan kepala sekolah atau konselor sekolah.
Nyatanya, menjadi kepala sekolah bukanlah hal yang mudah dan tidak mudah. Dalam The Principal as Leader: Leading Schools to Better Teaching and Learning (Wallace Foundation, 2012), berdasarkan survei tahun 2010, administrator sekolah dan distrik, perusahaan asuransi, dan pihak lain menyadari bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor yang memiliki potensi besar, mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pelatihan di sekolah.
Para peneliti dari University of Minnesota di Amerika dan University of Toronto di Kanada (Seashore Louis, Leithwood, Wahlstrom & Anderson, 2010) juga telah meneliti hubungan empiris antara kepemimpinan sekolah dan perubahan hasil belajar siswa di sekolah. Penelitian ini menemukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan variabel penting lainnya yang mempengaruhi keberhasilan siswa. Kepemimpinan juga merupakan faktor penentu bagi kepala sekolah, karena karakter ini mempunyai potensi yang sangat besar dalam menghadapi berbagai permasalahan dan dapat meningkatkan kemampuan terpendam berbagai individu dalam organisasi.
Kembalikan sesuai aturan
Politisi harus mengacu pada aturan yang ada dan tidak memaksakan diri berdasarkan preferensi pribadi. Pertentangan peraturan yang sudah ada dan perlu dipatuhi tentu saja akan menimbulkan berbagai konflik dan hambatan dalam pelaksanaannya.
Asuransi juga tidak boleh melebihi kewenangan pihak tertentu. Misalnya, dalam kaitannya dengan pengangkatan kepala sekolah atau pengawas sekolah, kewenangan tersebut berada pada pemerintah daerah. Pemulihan kekuasaan diasumsikan akan meningkatkan dukungan terhadap pemerintah daerah. Dukungan ini tampaknya tidak dipaksakan karena kemungkinan sanksi jika tidak ada kerja sama.
Dengan mengacu pada aturan yang berlaku saat ini, secara tidak langsung menjamin terpenuhinya prinsip keadilan dan saling menguntungkan. Jika ada praktik yang tidak sesuai aturan, seperti pengangkatan kepala sekolah, praktik tersebut bisa menjadi korban. Mereka yang seharusnya dipromosikan kehilangan kesempatan karena tindakan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku.