Siphonophora: Koloni Kloning yang Lebih Panjang dari Paus Biru!

Siphonophora: Koloni Kloning yang Lebih Panjang dari Paus Biru!

JAKARTA – Bayangkan makhluk laut yang lebih panjang dari paus biru, hewan terbesar di bumi. Inilah Siphonophora, koloni organisme kloning yang hidup di kedalaman lautan!

Lautan menyimpan banyak misteri, salah satunya adalah Siphonpura. Hewan ini mungkin terdengar aneh, namun ciri-cirinya dijamin akan membuat Anda terkejut.

Siphonophora adalah sekelompok 175 spesies hewan laut. Mereka hidup di kedalaman lautan di seluruh dunia, meski tidak semua spesies ditemukan di setiap lautan. Banyak siphonophora yang panjang dan seperti tali, tetapi beberapa, seperti racun Portugis iv (Physalia physalis), menyerupai jeli.

Meskipun terlihat seperti hewan tunggal, Siphonophora adalah koloni yang terdiri dari organisme individu yang disebut “zooids”.

Masing-masing Zooid memiliki fungsi berbeda dalam koloninya, meskipun secara genetik identik. Beberapa bertanggung jawab untuk menangkap dan mencerna satwa liar, sementara yang lain membiarkan koloni tersebut berkembang biak atau berenang.

Individu Zooid tidak dapat hidup sendiri karena terampil dalam satu fungsi, sehingga saling bergantung satu sama lain untuk membentuk suatu “tubuh”.

Bagaimana Siphonophora tumbuh dari Zooid yang menetas dari telur yang telah dibuahi. Zooid awal ini membentuk kawasan berkembang tempat tumbuhnya zooid baru.

Siphonophora berkembang biak dengan jenis kelamin yang sama untuk membentuk lebih banyak Zooids. Proses ini terus berlanjut hingga membentuk koloni yang panjang dan kompleks.

Predator Terhebat dengan Tentakel Berbisa

Siphonophora memakan banyak hewan laut kecil, termasuk Plankton, ikan, dan krustasea kecil. Spesies yang menggunakan racun untuk menangkap hewan liar adalah Zooids, yang memiliki tenda kecil namun mati dan lumpuh.

Untuk berburu, mereka menebarkan jaring untuk memikat hewan dan melumpuhkan mereka sebelum memasukkan makanan ke dalam mulut mereka.

Giant Siphonophora dan “Death Spiral” Pada tahun 2020, ahli biologi kelautan di Australia barat menemukan Giant Siphonophora (Praya dubia) sepanjang 46 meter di “Death Spiral”, yang mudah terperangkap karena ukurannya yang sangat besar.

Spiral terbentuk ketika Siphonophora berenang melingkar, membentuk spiral yang memikat harimau ke dalam pelukan tenda berbisa mereka.

Bioluminesensi: Cahaya mati di banyak kegelapan Siphonophora juga bersinar dan menghasilkan cahaya melalui reaksi kimia untuk menarik satwa liar.

Meskipun sebagian besar spesies memancarkan cahaya hijau atau biru, Siphonophora dari genus Erenna adalah makhluk laut pertama yang ditemukan memancarkan cahaya merah.

Bioluminesensi merah jarang terjadi karena cahaya biru dan lampu hijau menempuh jarak jauh di lautan dan mendukung evolusi kehidupan laut.

Menurut penelitian tahun 2005 yang diterbitkan dalam jurnal Science oleh Ahli Biologi Kelautan Steven Haddock dari Monterey Bay Aquarium Research Institute, lampu merah ini membantu menarik ikan karena mereka melihatnya sebagai lampu merah yang berasal dari Alga di perut hewan seperti kopepoda. .

Mangsa dan Predator Siphonophora sering diburu oleh penyu atau ikan besar. Namun, beberapa spesies dapat menggunakan kelopak matanya untuk melindungi diri dari predator tersebut. Hewan-hewan ini juga diburu oleh burung bangau kecil transparan yang disebut phronima, atau primata.

Fakta aneh tentang Siphonpora: – Siphonpho terbesar yang pernah ada memiliki panjang 46 meter dari paus biru!

Beberapa Siphonophora dapat menghasilkan cahaya merah yang jarang terjadi pada makhluk laut.

– Siphonophora adalah koloni organisme klon yang bekerja sama untuk bertahan hidup.

Setiap zooid di koloni Siphonophora memiliki fungsi tertentu.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *