PONTIANAK – Lembaga riset LSI Denny JA mempublikasikan pilkada di Pontianak, Kalimantan Barat, yang bisa memilih pasangan calon (paslon). Hasilnya, elektabilitas pasangan petahana Edi Rusdi Kamtono-Bahasa (Edi-Bahasa) mencapai 70,7%.
Sementara pasangan Mulyadi-Harti Hartijjah mendapat dukungan 16%. Sementara itu, yang masih belum menentukan pilihan hanya berjumlah 13,3 persen.
Peneliti Senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengungkapkan, jika jumlah pemilih yang menentukan pilihan dikurangi dengan yang masih ragu-ragu, maka persentase pemilih militan di Edi-Bahasan masih meningkat hingga 65%. Pada saat yang sama, pemilih militan Mulyadi-Hart berjumlah 6,7%.
“Kalau kita hitung saja pemilih militan, maka yang tersisa hanya 28,3% yang belum menentukan pilihan, dan juga yang belum yakin. Kalau kita asumsikan dari seluruh pemilih yang tersisa (swing voter), 28,3% memilih pasangan Mulyadi -Harti, pasangan “Edi-Bahasan masih berpotensi menang besar,” kata Adjie Alfaraby, Jumat (10/11/2024).
Lantas apa dukungan dua paslon wali kota dan wakil wali kota di lima kantong pemilih utama? Pertama, di kantong pemilih yang beragama. Di kalangan pemilih Muslim, pasangan Edi-Bahasan mendapat dukungan 73,3 persen, sedangkan pasangan Mulyadi-Harti mendapat dukungan 13 persen.
Sementara di kalangan pemilih non-Muslim, pasangan Edi-Bahasan mendapat dukungan 60,1 persen, sedangkan pasangan Mulyadi-Harti mendapat dukungan 28,2 persen.
“Yang belum menentukan pilihan di kalangan pemilih muslim sebanyak 13,7 persen. Dan yang belum menentukan pilihan di kalangan pemilih non-Muslim hanya 11,7 persen,” ujarnya.
Sekaligus di kantong pemilih Generasi Z dan Milenial. Pemilih berusia di bawah 29 tahun, termasuk Generasi Z, mendukung pasangan Edi-Bahanan sebanyak 69,2 persen dan pasangan Mulyadi-Harti sebanyak 18,4 persen.
Di kalangan pemilih berusia 30-39 tahun, termasuk Generasi Milenial, 76,8% mendukung pasangan Edi-Bahasan dan 6,1% mendukung pasangan Mulyadi-Harti.
“Ke kantong pemilih akar rumput/rakyat kecil. Di antara pemilih yang pendapatan rumah tangganya kurang dari 1,5 juta per bulan atau termasuk golongan pendek, 62,6% mendukung pasangan Edi-Bahasan dan hanya 20,7% yang mendukung pasangan Muyadi-Harti.”
Tak hanya di kalangan pemilih muda, di kalangan pemilih kelas ekonomi mapan Kota Pontianak, Edi-Bahasan juga memimpin dengan perolehan 73,1 persen dan hanya 10,1 persen yang mendukung pasangan Mulyadi-Harti.
Keempat, 74,5% pemilih yang berstatus ibu atau bekerja sebagai ibu rumah tangga mendukung pasangan Edi-Bahasan dan hanya 17,1% yang mendukung pasangan Mulyadi-Harti. Pasangan Edi-Bahasan juga unggul jauh dalam kelompok pemilih profesional lainnya.
Kelima, masuk ke kantong pemilih partai. Pasangan Edi-Bahasan ini tak hanya unggul telak di daerah pemilihan partai yang mereka dukung, tapi juga unggul di daerah pemilihan partai pengusung Mulyadi-Hart.
“Di kalangan pemilih Golkar, pasangan Edi-Bahasan mendapat dukungan 62,6 persen, sedangkan pasangan Mulyadi-Harti mendapat 29,6 persen,” ujarnya.
Sebanyak 62,5% pemilih Demokrat mendukung pasangan Edi-Bahasan dan 17,9% mendukung pasangan Mulyadi-Harti. Keunggulan pemilih PKB bahkan lebih besar: pasangan Edi-Bahasan mendapat dukungan 90%, sedangkan pasangan Mulyadi-Harti hanya mendapat dukungan 10%.
“Yang sering terjadi pada pemilu langsung adalah anggota partai tidak mengikuti dukungan partainya,” ujarnya.
Survei LSI Denny JA dilakukan pada tanggal 25 September hingga 2 Oktober 2024 dengan wawancara personal menggunakan kuesioner terhadap 600 responden di seluruh wilayah Kota Pontianak. Dengan jumlah responden 600 orang, margin of error penelitian ini sebesar 4%.