Survei Pilkada NTT, 44% Pemilih Milenial Dukung Melki-Johni

Survei Pilkada NTT, 44% Pemilih Milenial Dukung Melki-Johni

JAKARTA – Calon gubernur dan wakil gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 2 Emanuel Melkiades Laka Lena-Johanis Asadoma (Melki-Johni) semakin mendapat dukungan dari generasi milenial. Jumlah tersebut cukup tinggi yaitu 44,2%.

Hal ini berdasarkan hasil survei Voxpol Center. Peneliti Voxpol M Erfa Redhani mengungkapkan, hasil tersebut berasal dari survei yang dilakukan terhadap total 1.200 calon gubernur dan wakil presiden NTT periode 2024-2029, selama 10 hari antara tanggal 5 hingga 14 Oktober 2024. responden. Kemudian rasionya 50% laki-laki dan 50% perempuan dari 22 kabupaten.

Dari jumlah tersebut, mereka terbagi dalam kelompok usia yang meliputi 17-23 tahun atau Gen Z sebesar 14,9%, disusul 24-39 tahun atau Milenial sebesar 38,1%, 40-55 tahun atau Gen X sebesar 31,3%, dan kelompok usia baby boomer. atau orang berusia 56 tahun ke atas 15,8. %. “44,2% kelompok milenial mendukung Emanuel Melkiades Laka Lena-Johanis Asadoma,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (11/1/2024).

Ia mengatakan 34,4% baby boomer, atau mayoritas, juga merupakan Emanuel Melkiades Laka Lena-Johanis Asadoma. Lalu, untuk generasi Z tertinggal 38,0% atau hanya 0,5% dari pasangan calon nomor urut 1 Yohanis Frasiskus Lema-Jane Natalia Suryanto.

Yohanis Frasiskus Lema-Jane Natalia Suryanto juga mengungguli Generasi X sebesar 38,4%. Sementara pasangan Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu tidak mendominasi di semua kelompok umur.

Survei juga mengungkap Laka Lena Emanuel Melkiades dan Wakil Presiden Johanis Asadoma lebih baik dengan nilai elektabilitas 37,6%. Pasangan ini berhasil meraih juara pertama dalam simulasi voting.

Disusul pesaingnya Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto dengan elektabilitas 34,8%, dan Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu di posisi terakhir dengan 19,8%.

Voxpol Center juga mencatat mayoritas responden merupakan pemilih rasional (68,4%) yang menilai pemilu berdasarkan kinerja, visi, misi, dan kemampuan, sedangkan sisanya memilih karena alasan sosiologis (13%) dan psikologis (13%).

Sebagian besar responden sudah mengambil keputusan tegas (85%), meski 10,6% mengaku masih bisa mengubah pilihannya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *