NEW YORK — Memanfaatkan momentum yang menimpa Boeing, Tiongkok terus melebarkan sayapnya hingga mendominasi banyak aspek kehidupan dan menjadi pemimpin dunia.
Setelah sukses dengan proyek mobil listriknya, Tiongkok kini meluncurkan jet penumpang C919, menantang Airbus dan Boeing untuk mendominasi udara.
Pesawat komersial ini melakukan debut internasionalnya di Singapore Airshow akhir pekan lalu. Sebelumnya, situs Al Arabiya menyatakan bahwa C919 sudah terbang, tetapi hanya di Tiongkok, oleh China Eastern Airlines.
Kini, pesawat yang dikembangkan oleh Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC) itu melakukan penerbangan perdananya ke luar Tiongkok di Singapore Airshow, Minggu.
Tiongkok telah melakukan investasi besar-besaran untuk menyalip dominasi Airbus dan Boeing, dua produsen pesawat terbesar di Barat, di pasar penumpang global. Ketika Airbus dan Boeing berjuang untuk meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan pesawat baru saat mereka menghadapi serangkaian krisis, COMAC memposisikan dirinya sebagai alternatif.
COMAC akan menginvestasikan puluhan miliar yuan dalam 3-5 tahun ke depan untuk memperluas kapasitas produksi C919. Otoritas penerbangan Tiongkok mengatakan bulan lalu bahwa mereka akan melanjutkan sertifikasi Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa (EASA) untuk C919 tahun ini, sebuah proses yang dimulai pada tahun 2018.
COMAC memiliki dua produk pesawat penumpang, yakni jet regional ARJ21 dan pesawat penumpang berbadan sempit bermesin ganda C919 berkapasitas 158-192 kursi. Model ini akan bersaing dengan Airbus A320neo dan Boeing 737 MAX 8.
C919 melakukan penerbangan pertamanya di luar daratan Tiongkok menuju Hong Kong pada bulan Desember. Sedangkan ARJ21 digunakan TransNusa Air Indonesia.
Banyak pihak memperkirakan terobosan baru di Tiongkok ini akan berhasil. Salah satunya adalah krisis pasokan pada industri penerbangan. “Kami juga melihat tren peningkatan pelanggan yang menyertakan opsi C919 dalam evaluasi pesawat mereka,” kata Adam Cowburn dari Aviation Consultants Alton Aviation.
Dua C919 dikirimkan ke pelanggan pada tahun 2023. Konsultan penerbangan IBA memperkirakan 7-10 C919 dapat dikirimkan pada tahun 2024.
“Keluarga A320neo dan 737 MAX telah melampaui penjualan pesawat berbadan sempit Airbus dan Boeing selama sebagian besar dekade ini, dan C919 memiliki peluang bagus untuk memperoleh pangsa pasar, khususnya di dalam negeri,” kata Mike Yeomans dari konsultan penerbangan IBA.
Ia mengatakan tantangan bagi COMAC saat ini adalah memproduksi pesawat C919 untuk memenuhi permintaan lokal dan mensertifikasinya untuk memasuki pasar internasional.