JAKARTA – PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) melaporkan kinerja keuangan yang baik pada kuartal III tahun 2024. Pendapatan TOBA meningkat 187,8% YoY atau YoY (y/y) menjadi USD 54,4 juta. Tak hanya itu, EBITDA perseroan meningkat 65,6% menjadi USD 118,9 juta.
Rencana strategis TBS untuk memperluas bisnis pengelolaan limbah melalui ekspansi dan akuisisi menghasilkan EBITDA sebesar $3,7 juta, menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan yang dapat mendukung kinerja keuangan yang solid. Dengan pengelolaan yang baik, greenfield ini diharapkan dapat semakin mendongkrak EBITDA dan menciptakan arus kas yang stabil bagi perusahaan.
Managing Director TOBA Mufti Utomo mengatakan pendekatan perusahaan dalam mengembangkan ekonomi hijau merupakan langkah strategis ke depan.
“Kami percaya bahwa investasi di sektor pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan kendaraan listrik terkait dengan visi pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan memberikan landasan yang kokoh bagi stabilitas bisnis kami,” ujarnya, Rabu. (30.10.2024).
Komitmen TBS terhadap praktik bisnis berkelanjutan merupakan inti dari pekerjaan perusahaan, dengan fokus pada pengembangan kendaraan listrik, energi terbarukan, dan pengelolaan limbah. Pada bulan September 2024, TBS telah menerapkan beberapa inisiatif bisnis ramah lingkungan yang penting. Kendaraan roda dua Electrum telah meluncurkan 3010 unit sepeda listrik di jalanan Jakarta, meningkat lebih dari empat kali lipat sebelum akhir tahun 2023.
Perusahaan juga telah memasang 230 titik penggantian baterai di berbagai lokasi untuk mendukung ekosistem EV di Indonesia. Di sektor energi terbarukan, TBS menandatangani perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) pada Februari 2024 untuk proyek pembangkit listrik tenaga surya di Batam.
Perseroan juga mengumumkan bahwa proyek tersebut telah mencapai pendanaan. Berdasarkan Perjanjian Pembelian Listrik (PPA) yang telah disetujui sebelumnya, tanggal pendanaan untuk proyek ini adalah 8 Oktober 2024.
Proyek tersebut berkapasitas 46 MWp dan akan beroperasi pada kuartal keempat tahun 2025. bisnis,” kata Mufti.
Meski berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan, perseroan memutuskan menjual dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) siklus gabungan (PLTU) berkapasitas 200 MW. Hal ini dilakukan melalui pembelian (langsung atau tidak langsung) seluruh saham yang dimiliki Perseroan pada PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Electric Perdana (GLP).
Sementara itu, Manajer TOBA Juli Oktarina mengatakan penjualan tersebut merupakan langkah penting dalam transisi industri menuju bisnis berkelanjutan dan mendukung upaya mencapai netralitas karbon pada tahun 2030.
“Hasil transaksi akan digunakan untuk berinvestasi pada aset berkelanjutan, memperkuat pembentukan modal perusahaan, dan berbagi strategi pemasaran baru yang akan memberikan nilai kepada pemegang saham,” ujarnya.
Ia menambahkan, transaksi ini akan semakin memperkuat posisi industri di antara perusahaan-perusahaan Indonesia yang berkomitmen penuh untuk mencapai netralitas karbon.
“TBS yakin dengan menerapkan strategi bisnis berkelanjutan berbasis pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan kendaraan listrik (EV), TBS mampu meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” jelasnya.