BEKASI – Sekitar 4.200 nelayan dari 39 kelompok nelayan di Daruma Jaya, Kabupaten Bekasi, berteriak ke arah tembok bambu bawah air yang dibangun PT TRPN. Karena adanya pemecah gelombang, pendapatan dari laut sangat berkurang.
Abdulrahman, Ketua Forum Nelayan Kabupaten Bekasi, mengatakan pagar bambu yang membentang 3 km dari laut di Kecamatan Tarumajaya ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat pesisir, khususnya petugas pemadam kebakaran.
“Yang mengkhawatirkan adalah upaya pemulihan setelah penangkapan ikan yang berlebihan di laut. Nelayan yang melaut dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore bisa menangkap sekitar 5 hingga 6 kg dengan menggunakan perangkap naga paginya hanya 4-5 ons per alat,” ujarnya (14/01/2025).
Hal senada juga diungkapkan Nurjali, ketua kelompok nelayan. Akibat pekerjaan restorasi, para nelayan yang ingin melaut terpaksa harus menyeberangi laut.
Selain itu, nelayan yang menggunakan perahu kecil tidak bisa lagi melaut. Pasalnya, mereka menangkap ikan meski di tengah laut, bahkan terkadang di laut kawasan Maroondah, Jakarta Utara.
“Kami para nelayan hanya menggunakan perahu kecil. Kami harus pergi ke tengah laut dengan menggunakan batang bambu seperti ini dan mencari ikan. Kadang-kadang kami sampai di n’sea Maroondah, namun perahu kecil ini tidak cocok untuk berlayar di laut. ” “Ini namanya bunuh diri,” ujarnya di tengah laut.