JAKARTA – Negara-negara anggota BRICS berencana mengembangkan mekanisme terpadu untuk kerja sama perbankan dan pertukaran pesan keuangan yang tidak bergantung pada standar yang ditetapkan Barat. Hal ini dilaporkan oleh Duta Besar Iran di Moskow, Kazem Jalali.
“Mengenai masalah pemberantasan terorisme, sektor keuangan dan keuangan, serta pertukaran (keuangan) pesan, Barat telah mengembangkan undang-undang berdasarkan standar resminya sendiri,” katanya, kantor berita IRNA mengatakan pada Rabu (23). . ). /10/2024).
Menurutnya, negara-negara BRICS dapat menciptakan standar yang adil di sektor keuangan. “Kami tidak akan bisa bertindak sesuai standar Barat yang merugikan negara-negara Selatan, karena ini adalah program yang memperburuk negara-negara Barat,” katanya.
BRICS yang beranggotakan Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, diperkuat oleh Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab yang resmi bergabung pada 1 Januari 2024.
Pada KTT BRICS ke-16 di Kazan pada tanggal 22-24 Oktober di bawah kepemimpinan Rusia, diumumkan bahwa BRICS akan menyambut anggota baru dari berbagai belahan dunia.
Sebelumnya, pendiri dan CEO Global South Queens (GSQ) Media House Nonkululeka Patricia Mantula mengatakan kehadiran BRICS muncul sebagai alternatif bagi negara-negara yang ingin mengurangi ketergantungan terhadap infrastruktur Barat. Mantula juga menekankan kemampuan BRICS untuk melawan pengaruh media Barat, sistem keuangan dan dampak sanksi Barat.
“Sekarang kita melihat sanksi dikenakan pada beberapa negara, beberapa badan internasional berpikir, BRICS adalah solusinya,” kata Mantula kepada RT di sela-sela konferensi bisnis BRICS di Moskow, yang diadakan pada 17-18 Oktober.