REYKJAVIK – Gunung berapi di semenanjung Reykjanes di barat daya Islandia meletus kemarin, menyebabkan ratusan warga dievakuasi.
Kantor Meteorologi Islandia (IMO) menyebutkan letusan terjadi sekitar pukul 23.14 (waktu setempat) di celah vulkanik Sundhnukagigar, di luar kota Grindavik.
Siaran televisi menunjukkan lahar keluar dari celah panjang sambil mengeluarkan asap tebal ke udara.
Pakar IMO Benedikt Ofeigsson mengatakan kepada radio publik RAS2 bahwa tidak ada infrastruktur yang terancam saat ini.
Namun sekitar 200 warga Grindavik langsung dievakuasi, kata Ofeigsson.
Gunung berapi tersebut diperkirakan belum meletus selama 800 tahun hingga Maret 2021, ketika aktivitas seismik di kawasan tersebut meningkat.
“Letusan terakhir lebih kecil dibandingkan Agustus lalu,” imbuhnya.
Meskipun ledakan tersebut tidak menimbulkan ancaman terhadap perjalanan udara, pihak berwenang memperingatkan adanya kebocoran gas di beberapa bagian semenanjung, termasuk kota terdekat, Grindavík.
Sekitar 50 rumah, serta tamu di resor Blue Lagoon yang populer, dievakuasi setelah badan perlindungan sipil mengeluarkan peringatan, menurut RUV.
Letusan gunung berapi yang berulang kali terjadi di dekat Grindavík, yang terletak sekitar 50 kilometer barat daya ibu kota Reykjavik dan merupakan rumah bagi 3.800 orang, telah merusak infrastruktur dan properti serta memaksa banyak warga mengungsi demi keselamatan.
“Grindavík tidak terlalu terancam seperti yang terlihat dan kecil kemungkinan keretakan ini akan berlanjut, meski tidak ada yang bisa dikesampingkan,” kata Magnús Tumi.
Islandia, yang terletak di wilayah vulkanik Atlantik Utara, mengalami letusan rata-rata setiap empat hingga lima tahun.
Kekhawatiran terbesar akhir-akhir ini adalah letusan gunung berapi Eyjafjallajokull pada tahun 2010, yang memuntahkan awan abu ke atmosfer dan mengganggu perjalanan udara transatlantik selama berbulan-bulan.