LONDON – Mendekati tahun baru 2025, banyak masyarakat yang mulai khawatir dengan merebaknya penyakit menular baru yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan parasit.
Di penghujung tahun 2019, kemunculan Covid-19 yang menewaskan jutaan orang mengejutkan dunia dan membutuhkan waktu 2-3 tahun bagi banyak negara untuk pulih sepenuhnya.
Menjelang tahun baru 2025, banyak masyarakat yang mulai khawatir dengan merebaknya penyakit menular baru yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan parasit.
Tiga penyakit yang paling menjadi perhatian otoritas kesehatan adalah malaria (parasit), HIV (virus) dan TBC (bakteri), yang membunuh sekitar dua juta orang setiap tahunnya.
Selain itu, terdapat daftar patogen prioritas, terutama yang “resisten” terhadap obat yang digunakan dalam pengobatan, seperti antibiotik dan obat antivirus.
Para ilmuwan selalu bersiap menghadapi kemungkinan wabah pandemi berikutnya dan berbagai patogen yang menyebar dengan cepat, seperti virus influenza.
Virus influenza berisiko menjadi masalah serius pada tahun 2025, sehingga virus ini mendapat banyak perhatian saat ini.
Para ahli sebelumnya percaya bahwa risiko penularan ke manusia rendah, namun pada tahun 2024, Washington telah melaporkan 61 kasus, yang sebagian besar melibatkan pekerja peternakan dan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi.
Dua tahun lalu, hanya dua kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat, namun tahun ini kasus tersebut meningkat secara signifikan, dengan tingkat kematian pada manusia sebesar 30 persen.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa H5N1 tidak menular dari orang ke orang, sehingga kecil kemungkinannya menyebabkan pandemi.
Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa mutasi H5N1 pada genom flu burung berisiko menyebar ke manusia dan menyebabkan pandemi.
Sebagai langkah pertama dalam persiapan, pusat pengendalian penyakit di seluruh dunia sedang mengembangkan rencana kesiapsiagaan menghadapi flu burung dan ancaman penyakit lainnya di masa depan.
Inggris merupakan salah satu negara yang telah menerima hampir lima juta dosis vaksin H5, yang dapat melindungi terhadap flu burung.
Meskipun ancaman terhadap manusia masih rendah, flu burung diperkirakan akan mempengaruhi kesehatan ternak, mengancam rantai pasokan makanan, dan berdampak pada perekonomian.
Karena keduanya saling berhubungan dan berada di bawah satu “payung” sebagai satu kesatuan dengan kepentingan yang sama: kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
Dengan mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang cara mencegah penularan penyakit dan mengambil langkah awal, kita dapat mencegah wabah baru di masa depan.
Saat ini, “epidemi lambat” seperti malaria, HIV, tuberkulosis, dan patogen lainnya harus diawasi secara ketat, dan pihak berwenang terus memantau wabah flu burung yang mungkin mirip dengan Covid-19.