JAKARTA – Pada perdagangan hari ini, nilai tukar (mata uang) rupiah kembali ditutup sebesar 62 poin atau 0,41 persen di Rp15.268, yang sebelumnya dipatok Rp15.206 terhadap dolar.
Pengamat mata uang Ibrahim Asuaibi membebani dolar AS di tengah kekhawatiran bahwa konflik di Timur Tengah dapat berubah menjadi perang skala penuh setelah Iran menembakkan rudal balistik ke Israel. Iran pada hari Selasa menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel sebagai pembalasan atas serangan Israel terhadap sekutu Teheran, Hizbullah, di Lebanon.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk membayar Iran atas setiap serangan rudal terhadap Israel, namun Teheran mengatakan bahwa pembalasan apa pun akan berdampak buruk; Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan pecahnya perang besar-besaran. Sekutu lama dan Dewan Keamanan PBB dijadwalkan mengadakan pertemuan mengenai Timur Tengah pada hari Rabu,” tulis Ibrahim dalam catatan penelitiannya, Rabu (10/2/2024).
Perhatian pasar kini beralih ke data penggajian AS pada hari Rabu, dengan para pedagang khawatir terhadap perselisihan perburuhan di pelabuhan AS.
Para pekerja kapal di Pantai Timur dan Pantai Teluk memulai mogok kerja besar-besaran mereka yang pertama dalam 50 tahun pada hari Selasa, menghentikan sekitar setengah dari pelayaran di negara tersebut, kata Ibrahim.
Selain itu, dalam debat yang disiarkan televisi secara nasional pada hari Selasa, Senator AS J.D. Vance menghadapi Gubernur Minnesota Tim Walz, yang dipilih oleh Donald Trump dari Partai Republik sebagai pasangannya dibandingkan Kamala Harris dari Partai Demokrat sebagai pasangan nomor satu. 2, meskipun fenomena ini dikaitkan dengan reaksi pasar yang menguntungkan.
Dari sisi sentimen domestik, indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Indonesia masih berada di bawah 50 yaitu sebesar 49,2 pada September 2024, meskipun indeks aktivitas manufaktur sedikit naik dari bulan lalu sebesar 48,9.
Kondisi produksi yang lambat tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga di negara lain. Baik Tiongkok dan Australia juga berada di zona tertular. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara juga ikut terpuruk. PMI manufaktur Vietnam, misalnya, turun dari 52 menjadi 47. Tak hanya Vietnam, banyak negara di Eropa juga mengalami situasi serupa meski tidak separah Vietnam.
Baca Juga: Cuplikan Momen Menegangkan Iran Serang Israel dengan Ratusan Rudal Balistik
Meski PMI manufaktur Indonesia masih berada di wilayah kontraksi, namun kondisi mulai membaik. Hal ini menunjukkan dibandingkan beberapa bulan lalu, optimisme pelaku usaha dalam negeri sudah mulai tumbuh. Adanya optimisme di kalangan pelaku usaha bahwa hal ini menunjukkan besarnya potensi inovasi produk.
“Sektor manufaktur Indonesia masih lesu di bulan September karena lingkungan makroekonomi global yang lesu, sehingga perusahaan pasti meresponsnya dengan mengurangi aktivitas pembelian dan memilih menggunakan inventaris untuk menjaga biaya dan efisiensi operasional,” jelas Ibrahim.
Dalam laporan dari S&P Global dijelaskan bahwa pekerjaan di sektor manufaktur perekonomian Indonesia terus menurun pada bulan September, mencerminkan penurunan lebih lanjut dalam output dan pesanan baru. Persediaan juga tampak sedikit meningkat karena perusahaan mengurangi aktivitas pembelian sebagai respons terhadap penurunan permintaan pasar.
Baca Juga: Iran Lancarkan Serangan Rudal Besar-besaran ke Israel
Berdasarkan informasi di atas, nilai tukar rupiah pada perdagangan mendatang diperkirakan akan mengalami perubahan, namun akan ditutup kembali pada kisaran Rp 15.250 – Rp 15.320 per dolar AS.