JAKARTA – Penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan beberapa tahun terakhir. Banyak hal yang menjadi penyebab hal ini terjadi, sehingga semua produsen harus pintar-pintar berpikir agar masyarakat mau membeli mobil baru.
Menurunnya daya beli masyarakat Indonesia menjadi salah satu faktor utama menurunnya penjualan mobil. Masyarakat Indonesia lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan membeli mobil baru.
Kalau butuh mobil, yang bagus namanya, mereknya, garansi kedua setelah jual, nilai jual kembali ketiga, kata Yagimin, Chief Marketing Officer Auto2000, di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Meski begitu, Toyota mampu mempertahankan penjualannya karena memiliki citra yang baik di masyarakat Indonesia. Pelayanan lengkap tersebar di seluruh Indonesia dan suku cadang yang beragam membuat pelanggan tidak perlu ragu lagi.
“Karena banyak masyarakat Indonesia yang membeli mobil bukan hanya untuk dipakai tapi juga untuk investasi, bisa beli dengan cepat dan menghasilkan uang, ada kecenderungan masyarakat memilih produk yang lebih aman, kuat, dari segi popularitas dan mereknya,” kata Yagimin. . .
Seperti diketahui, penjualan mobil di setiap bulannya di tahun ini, Toyota masih terpuruk. Bahkan selisihnya bisa mencapai 50 persen dibandingkan pesaingnya di posisi kedua. Hal ini membuktikan Toyota menawarkan kepercayaan dan kenyamanan kepada pelanggan.
Meski begitu, Toyota menilai akan sulit mencapai penjualan 1 juta unit pada tahun ini. Pasalnya, akan ada Pilkada serupa pada tahun 2024 yang berdampak pada penjualan mobil di berbagai wilayah Indonesia.