Tragedi di Cirendeu Bukan Hanya Sebuah Cerita Memilukan, tapi juga Peringatan Keras bagi Semua

Tragedi di Cirendeu Bukan Hanya Sebuah Cerita Memilukan, tapi juga Peringatan Keras bagi Semua

TANGERANG SELATAN – Ekonom Veteran dan Pakar Kebijakan Sosial UPN Achmad Nur Hidayat mengapresiasi tragedi menyedihkan yang menimpa sebuah keluarga di Cirendeu, Tangsel, membuka mata masyarakat terhadap berbagai aspek kehidupan yang kerap terabaikan. Tiga anggota keluarga yang meninggal di rumahnya mengungkap dampak buruk tekanan ekonomi dan jebakan pinjaman online (pinjol).

“Dari kejadian ini, banyak hikmah penting yang dapat dipetik baik dari sudut pandang individu, masyarakat, maupun pemerintah. Pinjaman online telah menjadi solusi cepat bagi banyak orang yang membutuhkan dana dengan cepat. Namun dibalik fleksibilitas tersebut terdapat ancaman serius berupa suku bunga yang tinggi, metode penagihan yang berbelit-belit, dan pelanggaran privasi, ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/12/2024).

Dalam kasus ini, kepala keluarga AF menggunakan data pribadi istrinya, YL, untuk mendapatkan pinjaman tersebut. “Tindakan ini menunjukkan bagaimana tekanan ekonomi dapat mendorong seseorang mengambil keputusan yang berisiko, bahkan merugikan anggota keluarga,” ujarnya.

Dia mengatakan banyak platform pinjaman online tidak mengikuti pedoman yang jelas, sehingga menciptakan ruang bagi praktik penyalahgunaan. Ia mengatakan, penggunaan data pribadi orang lain tanpa persetujuan atau paksaan bukan hanya merupakan pelanggaran privasi, namun juga dapat merusak hubungan kepercayaan dalam keluarga.

Selain itu, ancaman penagihan utang yang dilakukan oleh debt collector seringkali dilakukan dengan cara yang meresahkan, bahkan menyasar kelompok yang tidak terkena dampak langsung, seperti yang menimpa tetangga korban, imbuhnya.

Menurut dia, salah satu akar masalah ini adalah rendahnya tingkat pendidikan keuangan di masyarakat. Ia menemukan bahwa banyak orang tidak memahami cara kerja sistem kredit, termasuk suku bunga, denda keterlambatan, dan risiko utang jangka panjang.

Oleh karena itu, ketidaktahuan dan tekanan untuk melakukan apa yang mereka gunakan membuat keluarga FA terjebak dalam lingkaran hutang. “Peningkatan pendidikan keuangan harus menjadi prioritas. “Program edukasi pengelolaan keuangan, khususnya dalam menghadapi penawaran pinjaman online, sebaiknya dimulai oleh pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat,” ujarnya.

Pendidikan ini tidak hanya bertujuan untuk mengedukasi warga mengenai risiko utang, namun juga menawarkan cara penyelamatan lainnya, seperti menabung atau memanfaatkan program keuangan mikro yang lebih terjangkau. Selain dampak finansial, lanjutnya, pinjaman online seringkali menimbulkan tekanan psikologis yang besar.

Menurutnya, ancaman dari kreditor, ancaman terhadap privasi, dan rasa malu yang timbul karena persetujuan orang lain, seperti tetangga atau kerabat, dapat merusak ketenangan pikiran seseorang. Bencana Cirendeu menunjukkan bagaimana stres dapat berujung pada pengambilan keputusan yang tragis.

“Masyarakat malu atau takut untuk meminta bantuan ketika menghadapi masalah keuangan. Rasa malu ini diperburuk dengan stigma sosial yang melekat pada utang. Oleh karena itu, upaya harus dilakukan untuk membangun jaringan dukungan sosial yang kuat, di mana individu dapat berbicara secara terbuka tentang masalahnya tanpa takut dihakimi, katanya.

Ia mengatakan, pemerintah mempunyai tanggung jawab besar dalam mengatur dan mengawasi industri pinjaman online. Meski ada regulasi yang mengatur keberadaan platform ini, kata dia, banyak aplikasi ilegal yang beroperasi tanpa izin dan menggunakan layanan komersial yang merugikan konsumen.

Penegakan terhadap pengajuan pinjaman ilegal dinilai penting. Selain itu, kebijakan perlindungan yang lebih baik bagi nasabah, seperti penetapan batas maksimum suku bunga, pelarangan metode penagihan yang menipu, dan pemantauan ketat terhadap penggunaan data pribadi.

Pemerintah juga dapat mendorong pengembangan lembaga keuangan mikro berbasis masyarakat yang menawarkan pinjaman dengan suku bunga rendah dan tanpa risiko agunan. Tragedi ini juga menunjukkan pentingnya peran masyarakat dalam membangun ilmu pengetahuan secara keseluruhan.

Tetangga dan kerabat seringkali menjadi saksi pertama atas permasalahan yang dialami sebuah keluarga. Dalam kasus ini, para tetangga mengetahui keikutsertaan keluarga korban dalam pinjaman online, namun tidak ada langkah praktis yang dilakukan untuk menawarkan bantuan atau mencari solusi bersama.

Ia menilai masyarakat harus lebih peka terhadap tanda-tanda permasalahan yang dialami masyarakat sekitar. Kohesi sosial dapat menjadi dukungan kuat bagi individu atau keluarga yang menghadapi tekanan ekonomi.

Program komunitas, seperti simpan pinjam dan credit union, bisa lebih aman dan lebih banyak menjadi pilihan masyarakat untuk pinjaman online. “Kehidupan modern seringkali menuntut kita untuk memenuhi standar hidup, baik melalui konsumsi barang maupun kehidupan,” ujarnya.

Ketika tekanan ekonomi datang, banyak yang bingung atau tidak mampu menurunkan standar tersebut sehingga memilih jalan pintas seperti pinjaman online. “Kejadian ini mengajarkan kita pentingnya menyadari batas kemampuan kita dan memprioritaskan solusi berkelanjutan, dibandingkan memilih opsi cepat dan berisiko tinggi,” ujarnya.

Ia juga mengatakan stabilitas keuangan bukan hanya soal memiliki tabungan, tapi juga mampu menahan risiko ekonomi tanpa terjebak dalam utang berbahaya. Mempelajari cara mengelola keuangan keluarga, mulai dari perencanaan anggaran hingga penentuan prioritas kebutuhan, sangat penting untuk menghindari situasi seperti yang terjadi di Cirendeu.

“Kecelakaan di Cirendeu bukan hanya sebuah tragedi, tapi juga menjadi peringatan keras bagi kita semua. “Pinjaman online merupakan permasalahan yang kompleks, menyangkut aspek ekonomi, sosial, dan psikologis,” jelasnya.

Ia mengatakan, untuk menghindari kejadian serupa diperlukan upaya bersama dari berbagai kelompok: individu, masyarakat, pemerintah, dan sektor keuangan. Peningkatan literasi keuangan, penegakan hukum terhadap praktik pinjaman online ilegal, dan penguatan kohesi sosial merupakan langkah-langkah yang perlu segera dilakukan.

“Kita tidak hanya harus belajar dari kesalahan, tapi juga membangun sistem yang lebih baik untuk melindungi mereka yang rentan terhadap tekanan ekonomi. Dengan begitu, tragedi serupa tidak akan terjadi lagi di kemudian hari dan setiap keluarga dapat hidup dengan rasa aman, bermartabat, dan sejahtera,” tutupnya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *