JAKARTA – Nilai tukar rupiah melemah 6 poin atau 0,04 persen menjadi Rp15.881 pada perdagangan hari ini setelah terapresiasi pada pekan sebelumnya.
Pengamat pasar mata uang Ibrahim Asuibi mengatakan pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen eksternal, dengan pencalonan Besanti sebagai menteri keuangan, yang telah membebani dolar, di tengah banyak kondisi bahwa ia akan menjadi suara yang moderat dalam pemerintahan Trump.
“Namun, penurunan dolar mungkin bersifat sementara, karena Bessant secara terbuka mendukung dolar yang lebih kuat dan juga mendukung tarif perdagangan,” tulis Ibrahim dalam catatan penelitiannya, Senin (25/11/2024).
Menurut Ibrahim, dolar AS diperkirakan akan tetap kuat karena kebijakan inflasi Trump dan tingginya suku bunga AS yang kemungkinan akan bertahan lama di tahun-tahun mendatang.
Sementara itu, para pelaku pasar juga mengurangi pertaruhan terhadap pemotongan suku bunga Federal Reserve sebesar seperempat poin pada bulan Desember menjadi 52 persen, turun dari 72 persen pada bulan sebelumnya, menurut CME Fedwatch.
Indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, dijadwalkan akan dirilis Jumat depan dan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai tingkat suku bunga.
Di Timur Tengah, Israel sedang mempertimbangkan gencatan senjata dengan Hizbullah, Axios dan CNN melaporkan pada akhir pekan, dan AS menjadi perantara kesepakatan tersebut. The Times of Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang mencari cara untuk memperkenalkan perjanjian gencatan senjata kepada publik setelah menyetujui prinsip-prinsip perjanjian Lebanon.
Kesepakatan itu dapat mencakup gencatan senjata selama 60 hari dengan Hizbullah dan pengurangan eskalasi permusuhan di kedua pihak. Laporan-laporan mengenai kesepakatan tersebut menunjukkan kemungkinan de-eskalasi konflik Timur Tengah yang telah berlangsung lama.
Dari dalam negeri, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III-2024 mengalami surplus sebesar US$5,9 miliar dibandingkan defisit pada triwulan II-2024 sebesar US$0,6 miliar.
Surplus tersebut didorong oleh perbaikan pada beberapa indikator, salah satunya adalah menyempitnya defisit transaksi berjalan menjadi US$2,2 miliar atau 0,6 persen terhadap PDB, lebih baik dibandingkan defisit US$3,2 miliar pada kuartal II-2024.
Stabilitas ketahanan eksternal Indonesia saat ini tetap terjaga di tengah berbagai dinamika risiko global terkini, salah satunya dibuktikan dengan pencapaian surplus perdagangan internasional Indonesia.
Surplus TSI juga didorong oleh peningkatan surplus modal dan fiskal, dari US$6,6 miliar, atau 1,8 persen PDB, menjadi US$3,0 miliar, atau 0,9 persen PDB, pada kuartal kedua tahun 2024 saja.
Perkembangan positif tersebut menyebabkan peningkatan surplus investasi langsung menjadi US$ 5,2 miliar yang disebabkan oleh tingginya penyertaan modal asing dalam bentuk penyertaan modal, khususnya pada sektor manufaktur, pertambangan dan penggalian serta sektor perdagangan besar dan eceran. . bisnis bisnis
Posisi cadangan devisa Indonesia juga terdampak dari pencapaian surplus KTI. Cadangan devisa mencapai US$149,9 miliar pada akhir September 2024, setara dengan 6,4 bulan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta melampaui standar kecukupan internasional yang hampir 3 bulan impor.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah pada perdagangan selanjutnya diperkirakan akan bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup pada kisaran Rp15.820 – 15.910 per USD.