JAKARTA – Universitas Prasetiia Mulia melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kepulauan Seribu khususnya di kantor KPKP Pulau Kelapa Dua. Pekerjaan yang dilakukan adalah mengolah limbah tulang ikan menjadi sup krim instan.
Kegiatan ini berupa pelatihan bagi perwakilan Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) dari Pulau Harapan, Pulau Kelapa Satu dan Pulau Kelapa Dua.
Baca Juga: Ingin Kuliah di Sekolah Bisnis Ternama, Berikut Biaya Pendidikan Universitas Prasetiia Mulia 2024
“Masyarakat dilatih untuk mengolah limbah ikan karena masih sangat bergizi, terutama kalsium dan protein. Menurut beberapa penelitian, tulang ikan mengandung lebih dari 20% kalsium sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sup krim instan. dengan kandungan kalsium yang tinggi,” ujar perwakilan tim pengabdian masyarakat Universitas Prasetia.
Apalagi latar belakang dipilihnya Kepulauan Seribu karena potensi perikanannya yang tinggi dengan luas hampir 5.000 km2 dan tersedianya limbah tulang ikan hasil produksi pengolahan ikan dari Poklahsar di dekatnya.
Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama Universitas Prasetiia Mulia dengan Subbagian Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu yang diwakili oleh Sandrie serta tim pelaksana.
Kegiatan ini didanai oleh Program Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (DRTPM) tahun anggaran 2024 yang melibatkan 12 orang anggota Poklahsar.
Tim pengabdian masyarakat Universitas Prasetiia Mulia terdiri dari tiga orang dosen, yaitu Rika Tri Kumala Devi dari program studi Teknologi Industri Pangan, Anastasia Ari Noviyanti dari program studi Inovasi Desain Produk dan Arief Budiman dari program studi Branding.
Selain dosen, turut dilibatkan dua orang mahasiswa yaitu M. Akmal dari program studi Teknologi Industri Pangan dan Nira C. Regita dari program studi Inovasi Desain Produk.
Kerjasama antar prodi ini tidak hanya berfokus pada aspek pengolahan pangan saja, namun juga membekali peserta dengan pengetahuan desain kemasan dan strategi pemasaran.
Tujuannya agar masyarakat mempunyai kekuatan lebih dalam ekonomi hijau dan ekonomi sirkular, yaitu sebuah konsep ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi sampah dan meningkatkan penggunaan sumber daya dengan mendaur ulang bahan-bahan dari alam.
Sebagai bentuk dukungan tambahan, Universitas Prasetiia Mulia memberikan bantuan peralatan produksi kepada masyarakat setempat. Peralatan tersebut mencakup enam dehidrator makanan, enam penggiling, dan enam penyegel plastik.
“Dengan pemberian ini, kami berharap masyarakat mampu menjalankan usaha secara mandiri dan berkelanjutan, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang,” tutupnya.