JAKARTA – Proposal Kepolisian Nasional berada di bawah TNI atau Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dianggap sebagai upaya untuk mengurangi pekerjaan polisi. Direktur Dewan Politik Indonesia Fernando Gold tidak setuju dengan politisi yang diusulkan oleh Partai Demokrat Deddy Sitorus (PDIP).
“Karena polisi negara akhirnya berusaha menjadi sikap yang baik sebagai penjaga, pelindung, pelindung masyarakat,” kata Fernando Gold pada hari Sabtu (30/12/2024).
Dia berpendapat bahwa terlepas dari kekurangan di lembaga kepolisian nasional, itu pasti akan menjadi tugas bersama untuk membuat polisi negara lebih baik.
“Polisi negara semakin tepat untuk mandat hukum untuk melaksanakan tugasnya.
Menurutnya, tuduhan PDIP atau Deddy Sitorus mengenai CWE -Cawe tidak boleh terbukti fitnah dalam pemilihan regional pada tahun 2024. Ia menambahkan, sehingga elemen -elemen yang terlibat, tentu saja, perlu ditingkatkan.
“Bagaimana cara melakukan perbaikan? Ya, salah satunya, misalnya, seperti yang saya katakan, diperlukan untuk memperkuat komponen.
“Jadi, tidak ada lagi elemen pemerintah, karena ada tiga elemen pemerintah sejauh ini, sehingga mereka dapat memantau polisi negara itu untuk menciptakan profesional polisi nasional dan melakukan tugas -tugas yang tepat,” katanya.
Oleh karena itu, Fernando mengatakan proposal tidak dapat segera dikerdilkan atau dikembalikan ke era ordo baru. “Ingat, pada saat ordo baru, bagaimana Abri digunakan oleh Golkar pada waktu itu untuk mendukung ABG Powers yang disebutkan di atas (Abri, Birokrasi dan Golkar) untuk mendukung pemerintah baru,” katanya.
Selain itu, Fernando telah menyarankan bahwa Deddy Sitorus atau kerangka kerja PDIP lainnya harus ditinjau dan bahwa meskipun ada upaya untuk memperbarui polisi negara itu, itu harus bijaksana. “Kami melakukannya dengan hati -hati, studi yang benar bisa menjadi bagaimana polisi negara bisa lebih baik di masa depan,” katanya.