RADIO STATION Wamen LHK Alue Dohong dan Pendiri KAHMI Australia Diskusi Pembangunan Berkelanjutan

RADIO STATION Wamen LHK Alue Dohong dan Pendiri KAHMI Australia Diskusi Pembangunan Berkelanjutan

JAKARTA – Pendiri KAHMI Australia Abbadi Said Thalib bertemu dengan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong di KLHK. Para kepala departemen dan pejabat profesional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga menghadiri pertemuan tersebut.

Kunjungan tersebut kembali terjadi saat Alue menjadi pembicara di University of Melbourne di Melbourne, Juli 2024. “Harapannya, sebagai generasi muda yang mempelajari ilmu lingkungan hidup, kita kelak bisa menjadi seperti beliau dan mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan,” kata Abbadi, Senin (7/10/2024) “Khususnya bagi lingkungan sekitar dan pada umumnya bagi lingkungan hidup.” dunia. “

Selama bertahun-tahun, Alue Dohong telah menerima penghargaan dari organisasi senior di Melbourne, kata penduduk tetap Melbourne di seluruh dunia. Alue merupakan salah satu alumni angkatan 2021 yang dedikasinya terhadap isu sosial dan lingkungan hidup. “Dia alumnus University of Queensland,” ujarnya.

Terkait dokumen konferensi, Abbadi mencatat Indonesia telah menerapkan sejumlah kebijakan di berbagai bidang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Namun masih ada tantangan besar yang harus diatasi.

Dari 166 negara, Indonesia menempati peringkat ke-78 dengan skor 69,5 dari 100. Menurut Laporan Pembangunan Berkelanjutan Bab 2024.

Meskipun banyak tujuan telah dicapai dan banyak tujuan telah ditetapkan, masih terdapat tantangan yang signifikan. Secara khusus, SDG 2 (tanpa kelaparan), SDG 11 (kota dan komunitas berkelanjutan), SDG 14 (ekosistem laut), dan SDG 15 (ekosistem daratan).

Saat ini, Indonesia masih menghadapi permasalahan serius, termasuk malnutrisi dan kerawanan pangan. Menurut penelitian terbaru, jutaan anak di Indonesia masih mengalami masa pertumbuhan yang sulit, yang tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik mereka, tetapi juga perkembangan mental mereka.

Di sisi lain, sebagian warga masih mengalami obesitas yang disebabkan oleh kebiasaan makan yang tidak sehat dan kurangnya nutrisi yang sehat. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan dua cara untuk meningkatkan produksi pertanian dan menjamin distribusi pangan yang sehat dan seimbang baik di perkotaan maupun pedesaan.

Hal lainnya adalah pertumbuhan kota-kota di Indonesia membawa tantangan besar terhadap keberlanjutan. Salah satu masalah utama adalah urbanisasi yang cepat tanpa perencanaan yang matang.

Situasi ini menyebabkan kemacetan lalu lintas, polusi, dan masyarakat miskin di banyak kota yang tinggal di kawasan kumuh kesulitan mengakses air bersih dan sanitasi. Hal ini meningkatkan risiko penyakit dan risiko bencana.

Menurut dia, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memperkuat pendidikan lingkungan hidup dan kesadaran masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memahami lingkungan hidup yang perlu diperbaiki pada seluruh lapisan masyarakat. Dimulai dari sekolah dasar merupakan landasan yang kokoh, bahkan dunia kerja, seperti industri, untuk meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan.

“Kegiatan kita sehari-hari bertanggung jawab terhadap lingkungan sehingga kita dapat menciptakan budaya peduli terhadap bumi dan masa depan kita,” ujar peneliti lingkungan hidup Universitas Indonesia ini.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *