JAKARTA – Calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) memastikan angkutan sungai kemungkinan besar akan diperkenalkan di Jakarta. Juru Bicara RIDO Bernardus Jonoputro mengatakan beberapa sungai di Jakarta bisa dikembangkan menjadi saluran air yang bisa dilayari.
“Contohnya Saluran Banjir Timur (EFD) merupakan saluran buatan yang lebarnya 100 hingga 300 meter tergantung lokasinya. Sementara itu, tepian sungai di sisi kiri dan kanan masing-masing berukuran 18 meter. Ciri-cirinya juga lurus, panjang dan dalam. Bisa untuk transportasi dan wisata air,” kata Bernie sapaan akrab Jonoputro, Selasa (8/10/2024).
Selain di BKT, banjir di Saluran Barat (BKB) juga cukup mungkin terjadi di sepanjang jalur Tanah Abang, Halimun, Manggarai. Sungai lain yang dapat digunakan untuk transportasi air adalah Ciliwung Tengah yang bermula di selatan dari Sijantung dan Kondet.
“Dengan adanya transportasi hidrolik ini akan membuat sungai menjadi lebih baik dan terawat. Saat ini sungai tersebut sebenarnya dimanfaatkan warga, hanya saja pengelolaannya buruk,” ujarnya.
Menurut Bernie, angkutan air bisa menjadi salah satu bentuk angkutan umum massal yang akan dikembangkan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Selain itu, pada tahun 2003, program Skema Transportasi Makro (PTM) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengidentifikasi moda transportasi air.
Mulai tahun 2007, Sutiyoso yang saat itu menjabat Gubernur DKI Jakarta mencanangkan integrasi Bus Rapid Transit (BRT), Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan Angkutan Sungai (jalur air). “Tim teknis RIDO melihat sejumlah kendala dalam penyelenggaraan transportasi air, seperti adanya limbah dan pembuangan air yang tidak teridentifikasi. Saat ini kami sedang melakukan kajian mendalam,” ujarnya.
Kajian ini diperlukan untuk memprediksi risiko curah hujan karena debit air dapat melebihi batas atas ketinggian selama pengoperasian kapal. Meski tidak turun hujan, debit air berada di bawah batas operasional kapal.
“Untuk merevitalisasi sungai, RIDO akan membuat River Room atau Ruang Sungai yang mana sungai akan disejajarkan dengan alamnya untuk dapat dihijaukan secara tertib dan juga memberikan akses bagi pejalan kaki. Sehingga, hal ini akan merevitalisasi sungai. Ada kemungkinan bahwa warga bisa berobat di sepanjang tepian sungai, “karena daerah tepian sungai indah, penuh dengan pepohonan rindang dan air jernih,” kata Burney.