BANGKALAN – Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mendukung terciptanya lingkungan pesantren yang sehat. Melalui Pengabdian Masyarakat (CSM), tutor menantang siswa untuk mengelola sampah yang bernilai ekonomi.
Hal itu dilakukan di Pondok Pesantren Al Hikam Bangkalan, Madura. Pondok pesantren yang berdiri 14 tahun lalu ini memiliki santri putra dan putri sebanyak 2.000 orang. Dari jumlah tersebut, 80 persennya tinggal di vila dan sisanya berasal dari luar negeri.
Banyaknya jumlah santri di Pondok Pesantren Salafiah yang terletak di kawasan Tanjung, Burneh, Bangkalan, mengharuskan kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. “Kebersihan lingkungan di pesantren dijaga dengan baik oleh seluruh komponen pesantren. Namun terkait persoalan sampah sehari-hari masih berserakan disana meski sudah ada tempat pembuangan sampah,” kata dosen Unusa Dr. Ima Nadatien, pada hari Senin. 11/04/2024).
Menurutnya, para siswa meninggalkan sampah di asrama dan tidak membuangnya dengan baik. Sebagian sampah dimusnahkan dengan cara dibakar. Kondisi seperti ini mengancam lingkungan pesantren akibat pencemaran udara yang tidak dapat dihindari.
Sebagai Direktur Senior Pengabdian Masyarakat, Ima menilai kebiasaan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Menurut salah satu pimpinan pesantren, situasi ini belum pernah dianalisis dampaknya terhadap kesehatan siswa maupun kesehatan lingkungan. Ima menyebut program ini merupakan hibah PKM dari Kemenristekdikti tahun 2024.
Para pimpinan pesantren berharap agar mereka diberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan mengenai pola hidup bersih dan sehat. Terutama cara mengatasi sampah yang selalu menjadi masalah kebersihan dan mengaburkan pandangan, tidak sedap dipandang, serta meninggalkan kesan lingkungan yang kotor, najis, dan tidak sehat.
“Dengan cara ini, perilaku baik dan bersih juga akan ditingkatkan untuk menjaga kesehatan santri dan lingkungan Islami pesantren,” harapnya.
Melihat permasalahan tersebut, Ima mendapat informasi tentang pentingnya perlindungan kesehatan dan pengelolaan limbah 3R untuk menjaga kesehatan dan kecantikan di lingkungan pesantren.
Konsultasi ini mengikutsertakan dosen Unusa lainnya yaitu Umdatus Soleha dan Niken Savitri Primasari. Turut hadir Sumadi dari Asisten Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah Kabupaten Nganjuk. Hadir pula dosen Akuntansi Niken yang menyerahkan materi mengenai pembukuan.
Lanjut Ima, kontak ini juga menumbuhkan kesadaran mengenai pengelolaan limbah yang benar dan tidak berbahaya. “Pelatihan dan pendampingan pemilahan sampah berdasarkan jenis dan cara pembuangannya juga diberikan,” ujarnya.
Hal penting lainnya adalah produksi pot bunga dari limbah linen yang sulit dibuang. “Limbah ini dimanfaatkan untuk pot,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa menjaga kontak dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Antara lain dengan memberikan pelatihan pemanfaatan sampah untuk dijadikan produk yang bermanfaat, termasuk kegiatan sedekah sampah.
Pemberian pendampingan operasional dan praktik penggunaan alat pengolah sampah 3R, penerapan peralatan (meja sortir, mesin potong, pemadat sampah, pemilah sampah).
Pengasuh Pondok Al Hikam, H Sirojul Umam, akan membuat banyak pot bunga untuk disumbangkan ke pesantren lain dan menghijaukan Pesantren Al Hikam. “Yang lainnya bisa dijual sebagai bentuk usaha mahasiswa yang dapat bermanfaat dan menjadi usaha mahasiswa,” ujarnya.