DEPOK – Direktorat Pelayanan dan Pemberdayaan Sosial (UI) Universitas Indonesia rutin melaksanakan program pengabdian masyarakat (pingma) di tanah air. Kegiatan ini merupakan wujud peran serta UI dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, membantu memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat.
“Berbagai bentuk kegiatan sosial dilakukan di berbagai daerah di Indonesia baik di bidang sosial, kesehatan, budaya, dan pendidikan. “Layanan sosial UI juga tersedia di daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil,” kata Guru Besar. Agung Waluyo, S.Cp., M.
Di wilayah 3T, layanan masyarakat UI berperan penting dalam memperkuat perekonomian lokal dengan menyediakan akses terhadap pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan infrastruktur. Ada dua hal yang dilakukan UI dalam program pengabdian masyarakatnya: pengabdian langsung dan penguatan masyarakat.
Memberikan pelayanan yang memberikan manfaat langsung, seperti pelayanan kesehatan atau produk inovatif yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemberdayaan masyarakat sekaligus diwujudkan melalui upaya peningkatan kapasitas dan kesiapan setiap individu dalam memecahkan permasalahan sesuai potensi yang dimilikinya.
Prof. Agung, demikian diketahui, mencontohkan salah satu kegiatan publik DPPM UI bersama DITMAWA, BEM FKGUI dan FIKUI dilakukan di Atambua perbatasan Indonesia dan Timor Timur melalui Gerakan Belajar UI (GUIM). ). GUIM merupakan kegiatan sosial yang fokus pada pendidikan sektor 3T.
“Mahasiswa UI tidak hanya fokus mendidik guru dan siswa, kami juga membangun pojok sikat gigi di sini untuk memberikan edukasi kesehatan mulut dan gigi. Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah, Bank Indonesia Syariah dan PT Unilever untuk membangun pojok sikat gigi dan menyediakan pasta gigi dan sikat gigi sedang kami upayakan penyediaannya,” jelas Guru Besar Tetap Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia (UI) tersebut.
Perlindungan warisan budaya
Baru-baru ini DPPM UI juga memberikan layanan kesehatan di desa adat Geriana Kauh Bala di Karangasem. Menurut penulis jurnal internasional Understanding HIV Stigma Among Indonesian Nurses, layanan kesehatan perlu membangun ketahanan masyarakat dan menjadi komunitas mandiri.
Dalam program ini, UI telah bermitra dengan beberapa organisasi kesehatan, antara lain STIKES Kesdam IX Udayana, STIKES Wira Medika Bali, PT Unicare Clinic, RSU Prima Medika Denpasar dan UPTD Puskesmas Selat.
“Kami bekerja sama dengan kampus di sana untuk memastikan program pemberdayaan masyarakat ini berkelanjutan dan bukan sekadar pelarian. Kegiatan pemberdayaan ini memerlukan dukungan terus menerus agar masyarakat memahami manfaat kemandirian,” ujarnya.
DPPM UI telah menginisiasi berbagai program bagi desa adat Geriana Kau, antara lain pelestarian tari San Hyang Dedari di Karangasem, Bali yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia Tak Benda oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). ). Situs sejak 2016.
UI Sang Hyang mendirikan Museum Dedari Giri Amerta yang dibuka pada tahun 2019 untuk melestarikan warisan budaya dan mempromosikan wisata pedesaan agar masyarakat lokal dapat mandiri.
“Melalui program pengabdian kepada masyarakat ini, UI mampu melestarikan warisan budaya tanah air. “Bahkan, sebagian dari unsur warisan budaya tersebut sudah hampir hilang,” kata Cipto, instruktur klinis HIV/AIDS di RS Mangunkusumo sejak tahun 1995 hingga saat ini.
Setiap program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh UI harus memiliki potensi keberlanjutan, pemangku kepentingan, masukan industri atau perusahaan yang berminat untuk berpartisipasi. Program ini bukannya tanpa kekurangan. Meski setiap tahunnya dialokasikan dana sebesar 4 Miliar rupiah untuk memberikan pelayanan ke berbagai wilayah Indonesia, namun DPPM UI tetap berupaya mencapai hasil usaha yang maksimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Prof. Agung menambahkan, kegiatan DPPM UI semoga bermanfaat dan menyelesaikan permasalahan masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah inovasi di bidang kesehatan melalui peluncuran aplikasi EndCorona. Aplikasi ini bertujuan untuk membantu masyarakat mengatasi epidemi Covid-19.
“Selama empat tahun terakhir, hingga Oktober 2024, telah dilaksanakan lebih dari 1.500 kegiatan masyarakat. Jumlah ini adalah jumlah total penyedia UI sosial. “Tetapi ada sekitar 1.000 layanan masyarakat yang mendapat manfaat dari dana pengabdian masyarakat,” kata profesor itu. Agung, Konsultan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan di WHO Indonesia.
Festival PPM 2024
Bagi para dosen yang merupakan pekerja masyarakat dalam program pengabdian masyarakat dan sebagai bentuk pemenuhan penghargaan pengabdian masyarakat UI, DPPM UI menyelenggarakan Festival Pengabdian dan Transfer Masyarakat (PPM) Tahun 2024 di Perpustakaan UI Depok pada bulan Oktober mendatang. 2-4 Agustus 2024.
“Festival PPM ini merupakan pembagian hasil kerja dan kegiatan sosial selama satu tahun. Kemudian kita berikan hadiah dan uang kepada pemberi pelayanan,” kata pria yang menjabat Ketua Komisi Nasional dan Internasional Departemen Kerja Sama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) ini.
Festival PPM yang mengusung slogan “Socia Sentica: Harapan Karya Anak Bangsa” ini merupakan salah satu bentuk sosialisasi program Pekerjaan Sosial dan Pemukiman Kembali yang dilaksanakan pada tahun 2020-2024.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk menarik kerjasama antar pihak dari berbagai bidang untuk mewujudkan dan mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pekerjaan sosial.
Agung berharap mendapatkan lebih banyak pengalaman, mitra industri, dan keterlibatan masyarakat setelah program pengabdian masyarakat. Singkatnya, DPPM dan seluruh civitas UI berkomitmen membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil.