BEIJING – Presiden Tiongkok Xi Jinping mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih AS Donald Trump atas terpilihnya dia.
Xi Jinping menyerukan kedua negara untuk menemukan titik temu, lapor Kantor Berita Xinhua pada Kamis (11 Juli 2024).
Dalam pidato kemenangannya pada Rabu pagi, Trump berjanji untuk “menghentikan perang” dan mengantarkan era baru kemakmuran bagi Amerika Serikat.
Namun, banyak media melaporkan kekhawatiran mengenai potensi perang dagang AS-Tiongkok, serupa dengan apa yang terjadi pada masa jabatan pertama Trump.
Pada hari Kamis, Xi Jinping mengucapkan selamat kepada Trump atas terpilihnya Trump dan mengatakan sejarah telah membuktikan bahwa Tiongkok dan Amerika Serikat mendapat manfaat dari kerja sama dan kalah dari konfrontasi, kantor berita Xinhua melaporkan.
Meskipun beberapa media melaporkan bahwa Xi dan Trump berbicara melalui telepon, para pejabat Tiongkok kemudian mengklarifikasi bahwa ucapan selamat tersebut disampaikan melalui pesan teks.
Hubungan yang stabil, sehat dan berkelanjutan antara kedua negara adalah demi kepentingan kedua negara dan sejalan dengan harapan masyarakat internasional, kantor berita Xinhua mengutip pernyataan para pemimpin Tiongkok.
Menurut laporan, Xi Jinping menyatakan harapannya bahwa Amerika Serikat dan Tiongkok akan menjunjung tinggi rasa saling menghormati, kerja sama yang saling menguntungkan, hidup berdampingan secara damai, memperkuat dialog, dan mengelola perbedaan.
Meskipun Trump berjanji untuk mengenakan tarif terhadap impor Tiongkok selama kampanye kepresidenannya, pemerintahan Presiden Joe Biden telah menerapkan langkah-langkah proteksionis terhadap barang-barang dari Tiongkok.
Pada bulan September, Washington mengumumkan kenaikan tarif, menaikkan tarif impor kendaraan listrik Tiongkok menjadi 100% dan tarif semikonduktor dan barang lainnya menjadi 50%.
Banyak pemimpin dunia yang mengucapkan selamat kepada Trump atas kemenangannya atas penantangnya dari Partai Demokrat Kamala Harris, termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Presiden Ukraina Vladimir Zeit Lensky.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Rabu bahwa dia tidak tahu apakah Presiden Rusia Vladimir Putin akan memberi selamat kepada Trump.
“Hubungan antara Moskow dan Washington berada pada titik terendah,” kata Peskov, seraya menambahkan bahwa “Amerika Serikat adalah negara bermusuhan yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perang melawan negara kami.”