Xpeng Yakin Era Kejayaan Mobil Listrik China hanya Sampai 2027

Xpeng Yakin Era Kejayaan Mobil Listrik China hanya Sampai 2027

BEIJING – Saat ini bisa dikatakan banyak sekali produsen kendaraan yang beredar di pasaran, terutama dari China. Ibaratnya melihat kembali masa-masa awal munculnya smartphone, memperlihatkan beragam fitur yang tersedia, dan hanya sedikit yang tersisa hingga saat ini.

Seperti dilansir Clean Technica, CEO Xpeng He Xiaopeng bertujuan untuk melakukan “phase out” mulai antara tahun 2025 dan 2027, dimana persaingan akan semakin ketat mulai tahun ini, menyebabkan beberapa produsen tidak dapat bertahan dan mulai meninggalkan bisnisnya.

Selain itu, dalam satu dekade ke depan, sejumlah pabrikan asal China disebut-sebut mungkin sudah tidak ada lagi di pasar.

Lebih lanjut CEO Xpeng mengatakan, dari 300 startup yang ada, hanya 50 perusahaan yang masih beroperasi hingga saat ini, dan hanya sekitar 40 yang menjual mobil.

Dalam 10 tahun ke depan, Tiongkok diperkirakan hanya memiliki sekitar tujuh hingga sepuluh merek atau perusahaan.

Selain CEO Xpeng, banyak kelompok lain di industri mobil juga memiliki pendapat yang sama.

Menurut laporan analisis perusahaan konsultan global AlixPartners, diperkirakan hanya 19 dari 137 mobil listrik Tiongkok yang akan tetap menghasilkan keuntungan pada akhir tahun 2030.

Laporan yang dikutip Bloomberg menyatakan bahwa perusahaan yang gagal memperoleh keuntungan cenderung gulung tikar, melakukan merger, atau memperebutkan pangsa pasar yang lebih kecil.

Perusahaan lain yang bangkrut adalah WM Motor, yang mengajukan pailit pada Oktober lalu setelah berjuang dengan utang dan kerugian yang menggunung.

Perang harga yang terjadi di China selama hampir dua tahun telah mengakibatkan penurunan margin yang signifikan bagi banyak produsen mobil listrik.

Tampaknya hal ini akan menjadi lebih buruk karena merek-merek besar seperti BYD dan Tesla memfokuskan upaya mereka untuk mengkonsolidasikan manajemen mereka.

“Selama pemain besar seperti BYD masih memiliki margin lebih besar, akan selalu ada ruang untuk perang harga ini,” kata Stephen Dyer, direktur pelaksana AlixPartners yang berbasis di Shanghai.

Tahun lalu, harga jual rata-rata mobil di Tiongkok turun 13,4%, meskipun harga rata-rata produsen mobil meningkat sebesar 7,8% pada tahun 2023 dari 6,3% pada tahun 2022. penciptaan model pemasaran baru.

Pada akhir dekade ini, produsen mobil Tiongkok diperkirakan akan menguasai 33% pasar mobil global dan 45% penjualan kendaraan energi baru (NEV). Meskipun demikian, AlixPartners melihat pangsa pasar mobil Tiongkok di Eropa turun dari 15% menjadi 12% karena penerapan tarif sementara oleh Uni Eropa (UE).

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa pekerja kendaraan listrik jenis asal China ini dapat bekerja lembur hingga 140 jam per bulan, atau tujuh kali lipat dibandingkan pekerja merek mobil konvensional yang bekerja lembur selama 20 jam.

Peningkatan produksi telah membantu merek mobil listrik China tersebut mempercepat pengiriman ke pelanggan.

Hal ini juga diperkuat oleh langkah-langkah lain seperti meningkatnya persaingan, termasuk investasi tingkat nasional dalam teknologi dan peralatan baterai dengan integrasi vertikal yang kuat yang melibatkan pemasok, pemisahan pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak, pembentukan merek NEV yang independen, dan dukungan dari otoritas setempat.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *