AMMAN – Pemerintah Yordania menyatakan tidak akan membiarkan negaranya menjadi medan perang.
“Melindungi Yordania dan warga Yordania adalah tanggung jawab pertama kami,” kata juru bicara pemerintah Mohammad Momani, seperti dilansir Al Jazeera.
Komentar tersebut muncul setelah Iran menembakkan puluhan rudal ke Israel sebagai pembalasan atas pembantaian di Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan para pemimpin senior Hamas, Hizbullah, dan IRGC.
Yordania bergerak menutup wilayah udaranya ketika Direktorat Pertahanan Sipil mengeluarkan pernyataan yang dikutip AFP, mengatakan “Angkatan Udara dan Sistem Pertahanan Udara Kerajaan Yordania merespons beberapa rudal dan drone yang memasuki wilayah udara Yordania”.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Yordania mengatakan pada Selasa bahwa dua orang terluka akibat pecahan peluru yang jatuh di beberapa provinsi di kerajaan tersebut menyusul serangan rudal Iran ke Israel.
Dalam sebuah pernyataan, departemen tersebut mengatakan: “Kami memantau jatuhnya puing-puing di berbagai provinsi, termasuk ibu kota Amman, Balqa, Zarqa, Madaba, dan Kerak, yang menyebabkan luka ringan.”
Sebelumnya, Israel melaporkan bahwa Iran telah menembakkan sekitar 200 rudal sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh, dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Israel menargetkan Nasrallah dan komandan Hizbullah lainnya dalam serangan udara di selatan Beirut pada 27 September.
Haniyeh terbunuh dalam serangan terhadap rumahnya saat berkunjung ke Teheran pada akhir Juli.