KIEV – Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina memiliki dua opsi untuk melindungi diri. Pilihan bagi Kiev untuk memiliki senjata nuklir, atau pilihan kedua adalah menjadi anggota NATO.
Alasan serupa mengaku ia sampaikan kepada mantan presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Berbicara pada konferensi pers setelah mempresentasikan “rencana kemenangannya” dalam perang antara Ukraina dan Rusia kepada para pejabat Eropa, Zelensky mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan senjata nuklir jika tidak diberikan keanggotaan NATO.
“Di manakah negara-negara besar, negara-negara nuklir, yang menderita? Setiap orang? Tidak, hanya Ukraina,” katanya, mengacu pada penandatangan Memorandum Budapest tahun 1994.
Dokumen tersebut menyatakan bahwa AS, Inggris, dan Rusia telah memberikan jaminan keamanan kepada Kiev sebagai imbalan atas penarikan senjata nuklir Soviet dari Ukraina.
“Saat berbicara dengan Donald Trump, saya bertanya kepadanya: ‘Apa jalan yang kita ambil?’ Apakah Ukraina memiliki senjata nuklir, dan apakah mereka akan berfungsi sebagai perlindungan, atau haruskah kita berada dalam semacam aliansi. “Kami tidak tahu ada aliansi yang efektif kecuali NATO,” tambah Zelensky, dikutip dari Russia Today, Jumat (18/10). /2024).
Pilihan Ukraina adalah menjadi anggota NATO, kata Zelensky, seraya mengklaim bahwa Trump menganggap alasannya masuk akal.
Ukraina tidak pernah menguasai senjata nuklir, namun mengklaim sebagai kekuatan atom utama sebelum setuju untuk melepaskan warisan senjata nuklir Soviet.
Pada bulan Februari 2022, beberapa minggu sebelum dimulainya perang di Ukraina, Zelensky menyalahkan keputusan Kiev untuk meninggalkan senjata nuklir dan mengatakan negaranya berhak untuk membatalkannya.
Zelensky terakhir kali bertemu Trump saat kunjungannya ke AS pada akhir September. Pemimpin Ukraina itu mengunjungi AS untuk mempresentasikan “rencana kemenangannya” kepada Presiden Joe Biden dan dua calon presiden utama, Wakil Presiden Kamala Harris dan Trump.
Zelensky mengkonfirmasi minggu ini bahwa undangan segera bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO ada dalam daftar tuntutannya dari donor Barat.
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan pada hari Kamis bahwa Ukraina mungkin bukan negara berikutnya yang menjadi anggota aliansi tersebut.